Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan ragam kuliner. Soal makanan, kreativitas masayarakat Indonesia enggak terbatas.
Apa pun bisa dijadikan panganan, girls. Seperti contohnya 10 makanan ekstrem berikut ini yang menggunakan bahan dasar utama hewan-hewan yang enggak awam.
Berani coba?
(: 10 Makanan Paling Bau di Dunia. Pernah Coba?)
Ulat Sagu yang merupakan makanan khas suku Kamoro, Papua ini biasa ditemukan di pohon sagu atau pohon kelapa yang udah mati. Selain dibakar, digoreng atau direbus, ulat sagu yang kaya akan vitamin dan protein ini juga bisa dinikmati mentah-mentah.
Biawak atau sejenis kadal besar ternyata dijadikan panganan di beberapa daerah di pulau Jawa. Olahan sate biawak dipercaya punya khasiat untuk menyembuhkan alergi, gatal-gatal kulit dan sesak napas.
Berkunjung ke Manado, pecinta kuliner ekstrem harus coba Paniki. Panganan daging kelelawar segar yang diolah dengan kuah santan dan beberapa potonga cabai untuk menghilangkan bau dan rasa amisnya.
Kota Minahasa, Sulawesi Utara punya satu makanan khas yang jadi favorit warganya, yakni Tikus Panggang. Tikus yang digunakan adalah tikus hutan dan katanya punya rasa yang persis seperti daging ayam.
Camilan khas Gunungkidul, Yogyakarta yang satu ini punya kandungan vitamin dan protein yang tinggi lho. Mudah ditemukan di kios-kios kecil sepanjang jalan, Belalang Goreng hadir dalam tiga varian rasa, yaknu pedas, manis dan original.
Hewan yang biasanya muncul sehabis hujan dan menyukai cahaya ini bisa diolah menjadi rempeyek. Rasanya ternyata gurih dan ada sedikit rasa amis dari laronnya. Berani coba?
(: 12 Peraturan dan Tradisi yang Harus Diikuti oleh Keluarga Presiden Amerika Serikat)
Makanan yang berasal dari Purworejo, Jawa Timur ini berbahan dasar ulat bulu dari pohon turi yang enggak menyebabkan gatal-gatal dan aman untuk dikonsumsi. Panganan ini dipercaya bisa menyembuhkan sakit gigi lho.
Hidangan hidung sapi atau kerbau yang direbus dan dicampur dengan berbagai jenis buah dan sayuran, seperti timun, nanas, kedondong, lontong, tempe dan kangkung lalu disiram dengan saus yang terbuat dari petis udang dan kacang tanah.
Bahan utama panganan ini, Cacing Nyale, kabarnya hanya muncul satu kali dalam setahun (Festival Bau Nyale). Cacing ini dipercaya oleh warga Lombok bisa meningkatkan kesejahteraan dan kesuburan. Selain dijadikan sambal, Cacing Nyale juga biasa dimakan mentah-mentah.
Makanan tradisional Bali ini berbahan dasar daging dan darah segar babi yang dicampur dengan parutan kelapa dan rempah-rempah. Jika dulu hanya disajikan saat upcara adat dan keagamaan, kini Lawar banyak ditemukan juga di hotel-hotel berbintang.