Biasanya alasan ini muncul karena miskonsepsi yang sering berkembang di masyarakat, bahwa ketika kita menikah maka hidup kita otomatis menjadi bahagia, terlebih lagi ketika kita menikah muda.
Padahal di atas kertas fakta tersebut berkebalikan lho girls. Menurut laporan dari UNICEF dan Badan Pusat Statistik tahun 2016, telah terjadi 212.000 kasus perceraian di seluruh Indonesia. Perkawinan usia muda menjadi salah satu penyebab tingginya angka perceraian tersebut.
Selain itu juga ditemukan bahwa satu dari tujuh anak perempuan yang hidup di daerah perkotaan menikah sebelum usia 18 tahun. Mengejutkan bukan? Saat kita berpikir kalau anak-anak di pedesaan cenderung melakukan pernikahan dini, kenyataannya malah sebaliknya.
Bukan hanya karena secara fisik masih belum siap, psikolog Ajeng Raviando juga menuturkan bahwa ada banyak risiko emosional yang bisa kita alami jika melakukan pernikahan usia dini.
“Anak yang menikah sebelum 18 tahun seringkali dianggap sebagai orang dewasa dan harus memikul tanggung jawab yang sangat besar. Kasus ini bisa membuat mereka berhadapan dengan berbagai persoalan rumah tangga yang erujung perceraian. Akibatnya, anak akan merasa cemas, depresi, hingga mendorong mereka untuk memiliki pikiran bunuh diri,” tegas Psikolog Ajeng Raviando.
(Baca juga: Cewek Wajib Tahu 5 Fakta Penting Tentang Labia, Si Bibir Vagina)