Banyaknya kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang terungkap di tahun 2017 ini, akhirnya memunculkan kampanye-kampanye viral di sosial media, di antaranya #metoo dan #menaretrash.
Kekerasan seksual, khususnya menjadi sorotan di dunia perfilman Hollywood, di mana selebriti-selebriti tersebut mengungkapkan pengalaman mereka menjadi korban kekerasan seksual oleh orang penting di media dan industri hiburan.
Enggak hanya di dunia hiburan saja, kekerasan terhadap perempuan juga sering terjadi di lingkungan terdekat kita.
16 Days Of Activism diselenggarakan setiap tahunnya untuk mengingatkan kita bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan yang perlu diberantas.
Yuk ketahui 4 fakta penting seputar ’16 Days of Activism’, gerakan melawan kekerasan berbasis gender!
(Baca juga: 40% Kasus Kekerasan Seksual Dibungkam dan Terhenti di Tengah Jalan. Salah Siapa?)
16 Days Of Activism Melawan Kekerasan Berbasis Gender adalah sebuah gerakan yang bergerak untuk mencegah dan menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Gerakan ini telah ada sejak tahun 1991 dan dikoordinasi oleh Center for Women’s Global Leadership.
Untuk tahun ini, 16 Days of Activism mengambil tema Leave No One Behind: Ending Violence against Women and Girls (Jangan Biarkan Satupun Tertinggal: Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan).
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.