4 Fakta Tentang Kampanye CELUP dan Kenapa Enggak Seharusnya Kita Ikut Campur Dalam Privasi Orang Lain

By Indra Pramesti, Senin, 1 Januari 2018 | 12:00 WIB
. (Indra Pramesti)

CELUP yang merupakan kepanjangan dari Cekrek Lapor Upload adalah sebuah kampanye yang viral di dunia maya.

Berdalih demi menyelamatkan ruang publik, CELUP justru dianggap menggunakan dasar hukum yang salah.

(Baca juga: Belajar dari Kasus Viral Video Seks, Ini Alasan Kita Enggak Boleh Ikut Menyebarkan Video Seks)

Kampanye CELUP awalnya mempromosikan aksi mereka lewat sebuah akun resmi Instagram, @celup.lapor.upload, sebelum akhirnya dihapus karena mendapat banyak kecaman dari berbagai kalangan.

Di dalam akun tersebut, CELUP mengajak para pengguna Instagram untuk ikut serta dalam kampanye mereka dengan cara memergoki orang yang mereka anggap melakukan tindakan asusila dan melaporkannya pada mereka, lengkap dengan tagar #terciduk #antiasusila.

Enggak tanggung-tanggung, penggagas kampanye tersebut juga membuat banner dengan tulisan “Pergokin Yuk! Biar Kapok!”.

Serta ilustrasi seorang laki-laki bersembunyi di balik pohon dan mengarahkan kamera ponsel ke sepasang laki-laki dan perempuan.

Dilansir dari Tirto, koordinator CELUP memberikan klarisfikasi soal aksi tersebut. Menurutnya, CELUP merupakan kampanye sosial untuk mnegembalikan fungsi ruang publik, bukan mengunggah dan menyebar aib orang-orang yang melakukan tindak asusila.

Warganet yang ikut serta dalam kampanye ini pun bahkan diiming-imingi hadiah berupa voucher pulsa, gantungan kunci, dan t-shirt.

Hadiah tersebut bisa didapatkan dengan metode penukaran poin setiap kali foto yang mereka ambil diunggah di media sosial.