Di era digital seperti saat ini, semua kegiatan dilakukan online. Mulai dari pesan makanan, sampai pacaran. Enggak sebatas rutin chatting nanyain kabar setiap hari, rasanya belum lengkap kalau enggak ditambah video call atau kirim-kiriman foto.
Tapi terkadang rasa penasaran yang tinggi membuat kita jadi pengin coba-coba sexting. Sebenarnya, apa sih sexting itu? Yuk cari tahu alasan jangan sampai kita terlibat sexting.
(Baca juga: Alasan Jangan Pernah Foto Telanjang)
Sexting adalah kegiatan menerima, mengirim, dan menyebarluaskan konten yang bersifat seksual. Enggak hanya saling tukar pesan yang bernada seksual, mengirim dan menerima foto atau video telanjang, baik hanya sebagian dari tubuh kita yang terlihat maupun seluruhnya, juga termasuk sexting.
Istilah sexting muncul di tahun 2005, yang merupakan gabungan dari kata sex dan texting. Teknologi modern yang semakin canggih membuat kegiatan ini semakin mudah dilakukan di berbagai kalangan.
Penelitian oleh Departemen Psikologi University of Utah menemukan bahwa 20% dari 606 remaja usia 14-18 tahun pernah mengirim sext, baik dalam bentuk teks maupun foto dirinya sendiri.
Sementara itu 40% dari kandidat pernah menerima pesan, foto, dan video sext. Yang mengkhawatirkan, 25% pernah menyebarluaskan sext yang mereka terima.
(Baca juga: Pendapat Cowok Indonesia Tentang Seks dalam Pacaran)
Di usia remaja, seks memang suatu hal yang bikin penasaran. Hal ini berujung pada keinginan untuk coba-coba yang tinggi. “Trend” yang semakin marak ini juga membuat remaja merasa sext adalah hal yang wajar untuk dilakukan anak seusianya.