Apa Itu Sexting (Chatting Berbau Seks)? Ini Alasan Jangan Sampai Terlibat Sexting

By Andien Rahajeng, Jumat, 9 Maret 2018 | 11:20 WIB
foto: Naver (Andien Rahajeng)

Di era digital seperti saat ini, semua kegiatan dilakukan online. Mulai dari pesan makanan, sampai pacaran. Enggak sebatas rutin chatting nanyain kabar setiap hari, rasanya belum lengkap kalau enggak ditambah video call atau kirim-kiriman foto.

Tapi terkadang rasa penasaran yang tinggi membuat kita jadi pengin coba-coba sexting. Sebenarnya, apa sih sexting itu? Yuk cari tahu alasan jangan sampai kita terlibat sexting.

(Baca juga: Alasan Jangan Pernah Foto Telanjang)

Sexting adalah kegiatan menerima, mengirim, dan menyebarluaskan konten yang bersifat seksual. Enggak hanya saling tukar pesan yang bernada seksual, mengirim dan menerima foto atau video telanjang, baik hanya sebagian dari tubuh kita yang terlihat maupun seluruhnya, juga termasuk sexting.

Istilah sexting muncul di tahun 2005, yang merupakan gabungan dari kata sex dan texting. Teknologi modern yang semakin canggih membuat kegiatan ini semakin mudah dilakukan di berbagai kalangan.

Penelitian oleh Departemen Psikologi University of Utah menemukan bahwa 20%  dari 606 remaja usia 14-18 tahun pernah mengirim sext, baik dalam bentuk teks maupun foto dirinya sendiri.

Sementara itu 40% dari kandidat pernah menerima pesan, foto, dan video sext. Yang mengkhawatirkan, 25% pernah menyebarluaskan sext yang mereka terima.

(Baca juga: Pendapat Cowok Indonesia Tentang Seks dalam Pacaran)

Di usia remaja, seks memang suatu hal yang bikin penasaran. Hal ini berujung pada keinginan untuk coba-coba yang tinggi. “Trend” yang semakin marak ini juga membuat remaja merasa sext adalah hal yang wajar untuk dilakukan anak seusianya.

Banyaknya teman yang udah melakukan sexting bisa membuat yang tadinya enggak pengin jadi “terpaksa” ikut-ikutan agar enggak merasa ketinggalan atau bahkan biar enggak diejek karena belum pernah sexting.

Enggak jarang saat jatuh cinta kita jadi percaya banget sama gebetan atau pacar. Sampai-sampai kita merasa ingin selalu membuat mereka senang dan memenuhi keinginan mereka, termasuk lewat mengirimkan foto-foto atau pesan yang vulgar.

(Baca juga: Alasan Umum Remaja Melakukan Hubungan Seks saat Pacaran)

Sekarang udah enggak jarang selebritis luar maupun Indonesia yang berani dan nyaman membagikan foto vulgar di media sosial.

Remaja pastinya banyak yang menjadikan para selebritis ini sebagai panutan dan jadi pengin melakukan apa yang mereka lakukan juga.

Ada juga lho alasan ilmiah kenapa sexting marak di kalangan remaja. Ada bagian di otak kita yang bernama prefrontal cortex. Di usia remaja, bagian ini belum terbentuk sempurna. Prefrontal cortex ini punya pengaruh besar dalam pengambilan keputusan dan pengendalian tindakan impulsif.

Banyak yang memilih melakukan sexting karena dorongan seksual sudah tinggi, namun enggak mau mengambil risiko dengan melakukan sexual intercourse.

Kurangnya pendidikan seksual membuat saling bertukar sext dianggap punya risiko rendah karena enggak menyebabkan kehamilan maupun terkena penakit seksual menular. Padahal sexting tetap memliki risiko lain yang enggak kalah mengkhawatirkan, lho!

Karena, bisa saja sexting berujung ke berhubungan seks secara nyata. Selain itu, mungkin saja rasa percaya kita disalahgunakan, bahkan oleh pacar sekalipun, dengan cara menyebarkan teks atau foto kita.

Jadi, apa pun alasannya, jangan sampai deh kita coba-coba sexting.