Siswa Depresi Hingga Bunuh Diri Menjelang UN, Ini Hal yang Bisa Kita Lakukan Agar Rileks!

By Kinanti Nuke Mahardini, Selasa, 20 Maret 2018 | 08:52 WIB
foto: dramabeans.com (Kinanti Nuke Mahardini)

Kasus tentang siswa yang stres dan depresi bahkan bunuh diri ketika akan menghadapi Ujian Nasional semakin bertambah ya, girls. Ujian Nasional atau yang saat ini disebut dengan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) menjadi salah satu penentu kelulusan bagi siswa SMA maupun SMK.

Sistem pendidikan yang ada, sebenarnya telah berubah dari waktu ke waktu semakin memihak kepada siswa. Jika dulu Ujian Nasional menjadi satu-satunya penentu kelulusan dengan skor minimum yang berubah dari tahun ke tahun, kini nilai sekolah juga menjadi salah satu penentu apakah siswa tersebut lulus atau tidak.

(Baca juga: Curhat Cewek yang Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual di Ojek Online Ini Bikin Kita Makin Waspada)

Selama lima tahun terakhir, tidak jarang kita menemukan siswa yang depresi hingga bunuh diri menjelang ujian Nasional.

SN yang merupakan siswa SMK I Banding Agung nekat melakukan bunuh diri setelah melaksanakan ujian Nasional. SN yang merupakan siswa teladan di sekolahnya bunuh diri sesaat setelah ujian Nasional.

SN nekat melakukan tindakan tersebut karena dirinya sedang Ujian Nasional namun permasalahan internal keluarganya terus muncul.

Belasan siswa SMK di Sumedang diamankan oleh petugas dari Polsek Sumedang Utara setelah mereka kedapatan mabuk lem di salah satu rumah kost. Setelah dibanjiri pertanyaan, siswa dan siswi SMA tersebut stres dengan Ujian Nasional yang dihadapinya.

Membutuhkan penenang, mereka mencampur lem, alkohol, dan obat batuk cair yang kemudian dihisap.

UNBK yang mulai diterapkan pada tahun 2015 ternyata menimbulkan sejumlah masalah baru. Meskipun berbasis komputer, kendala listrik yang tiba-tiba padam justru menjadi permasalahan tersendiri bagi siswa.

Akibatnya, sejumlah siswa di Jakarta yang mengalami listrik padam mengaku stres dan depresi karena takut tidak lulus.

Lima murid di salah satu SMA Kabupaten Jember, Jawa Timur terpaksa mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi. Hal tersebut disebabkan karena kelima murid ini tertekan dan takut menghadapi ujian Nasional.

Meskipun tidak rawat inap, namun lima murid tersebut tetap harus mendapatkan perawatan yang intensif.

(Baca juga: Benar Enggak Status Jomblo Itu Bisa Menular dalam Geng? Ini 4 Faktanya)

Faktor internal dan eksternal dari murid yang akan menjalani Ujian Nasional ternyata berpengaruh terhadap psikologis mereka. Dari segi faktor eksternal, kita bisa mengkomunikasikan dengan orang terdekat, sedangkan faktor internal, kita bisa membuat diri kita bahagia.

Kasus depresi yang dialami banyak siswa di berbagai daerah, kita sebaiknya tidak terpengaruh dengan isu-isu tersebut. Matikan smartphone dan fokus pada satu hal yakni Ujian Nasional menjadi sangat diperlukan.

Tidur yang cukup dan makan yang teratur merupakan salah satu cara agar kita semakin rileks saat mengerjakan Ujian Nasional. Semakin mendekati Ujian Nasional, kita justru tidak perlu belajar serius bahkan sistem kebut semalam. Berdoa dan yakin bahwa apa yang sudah kita pelajari selama 3 tahun pasti akan membantu kita.

Selain itu, jangan lupa untuk meminta doa restu dan penyemangat dari keluarga serta orang-orang terdekat. Jika perlu, komunikasikan pada mereka agar menciptakan kondisi lingkungan yang menyenangkan.

Terakhir, bertindak jujur dan taati semua peraturan. Semakin hati dan pikiran kita yakin bahwa kita akan lulus, maka hal tersebut akan menjadi nyata. UN bukan segalanya, girls! Apalagi, saat ini sistem penilaiannya sudah 40% nilai sekolah dan 60% nilai Ujian Nasional. Jadi, meskipun nilai UN kita jelek dapat dipastikan kita tetap akan lulus.

Apabila mengalami komputer mati atau eror, segera laporkan pada pengawas ujian biar mereka yang membereskan. Jangan khawatir karena waktu pengerjaan tidak akan dipotong dan jawaban tersimpan secara otomatis di server. Good luck, girls!

(Baca juga: Begini Ujian Akhir SMA di Korea, Jepang, dan 5 Negara Lainnya)