Baru-baru ini, Irene ‘Red Velvet’ terlibat isu feminis ketika dia mengungkapkan mengenai buku yang lagi dia baca belakangan ini.
Dilansir dari laman sbs.com.au, Irene mengaku kalau dia membaca buku berjudul Kim Ji Young, Born 1982 dan ternyata buku tersebut adalah sebuah novel feminis muda yang bercerita mengenai kehidupan seorang perempuan di tengah masyarakat patriarki.
Mengetahui hal ini, seorang fans pria mengekspresikan kemarahannya di forum fans berat Irene, dan dia menuliskan komentar kebencian dan memposting gambar dengan foto Irene yang dia bakar.
Dilansir dari laman koreaboo.com, enggak hanya pria yang membakar foto Irene saja, namun fans pria lainnya juga mengungkapkan kemarahannya dengan memotong photocard dari Irene bahkan mengatakan kalau mereka akan keluar dari fandom ini.
Mereka menganggap kalau Irene adalah seorang feminis karena sudah membaca novel tersebut.
Jadi backlash
Namun, bukannya mendapatkan kecaman, yang dialami Irene justru sebaliknya. Publik malah menertawakan dan menghujat tindakan fans Irene yang disebutnya terlalu kelewatan.
Fans Red Velvet juga tidak menggubris, malah semakin banyak yang kemudian mengungkapkan kalau dia jadi fans Red Velvet, terutama Irene. Lebih baik lagi, Reveluv senang karena dengan begini para fans yang tidak baik sudah tidak ada lagi di dalam fandom.
Karena hal ini, yuk kita cari tahu sebenarnya seperti apa novel yang dibaca oleh Irene ‘Red Velvet’ ini.
Dilansir dari laman hanbooks.com, Nnovel Kim Ji Young, Born 1982 ini sendiri merupakan novel yang memiliki sinopsis seorang perempuan bernama Kim Ji Young yang lahir pada 1 April 1982. Dia adalah anak tengah dari keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, kakak cewek, Kim Ji Young (anak tengah), dan juga adik cowok.
Kim Ji Young masuk ke sekolah yang isinya adalah semua anak perempuan, dan selama sekolah, dia mengalami beberapa kejadian yang berkaitan dengan gender dan membuatnya merasa enggak nyaman serta marah.
Namun dia melupakannya selama bertahun-tahun. Kakaknya yang mengejar gelar sarjana di Pendidikan, karena orang tua mereka mengatakan bekerja di pendidikan adalah jalan yang baik bagi karir wanita.
Sedangkan Ji Young, menempuh pendidikan di ilmu Sastra, dan kerja di agensi hubungan masyarakat setelah lulus.
Setiap pagi, dia membuat secangkir kopi dan dibuatnya untuk para karyawan, bahkan juga meletakkannya di meja mereka masing-masing. Pada suatu ketika Ji Young hamil, dan setelah banyak pertimbangan dia berhenti bekerja. Lalu dia berselisih pendapat dengan ibunya dan juga suaminya, hampir di setiap topik pembicaraan.
Novel ini ditulis oleh Cho Namjoo, dan di dalam novel juga dilampirkan catatan serta formulir yang diberikan oleh dokter mengenai stabilitas mental dari seorang Kim Ji Young.
Dilansir dari laman koreaboo.com, novel ini menunjukkan kesulitan halus (wanita) di mana dia harus bertahan. Buku ini memiliki “tujuan yang jelas untuk mencerahkan orang-orang yang enggak menyadari diskriminasi gender yang terjadi setiap hari.”
Buku ini masuk dalam list bestseller yang sudah terjual lebih dari 100,000 copies. Selain itu juga sempat ada pertimbangan untuk dijadikan versi filmnya.
Enggak hanya Irene saja idol yang membaca novel ini, dilansir dari laman koreaboo.com, RM ‘BTS pernah mengatakan kalau buku ini sangat membuatnya terkesan.
Sooyung juga pernah mengatakan dalam realiy show-nya, kalau novel ini mmeberikan dampak yang dalam dan berarti baginya dan menginspirasi judul variety show solonya.
Satu hal yang kita ketahui dari hal ini adalah betapa keinginan untuk mengalami kesetaraan gender merupakan masalah global dan cewek serta cowok seharusnya saling bahu membahu untuk mewujudkannya.
Namun, beberapa cowok Korea malah menunjukkan sebaliknya, dengan sikap mereka terhadap buku yang dibaca Irene.
Ini bukan pertama kali. Beberapa bulan lalu, ketika Naeun 'Apink' upload foto casing hape bertuliskan Girls Can Do Anything, dia juga menerima kritikan karena menunjukkan sikap feminis.
Pertanyaannya, apa salahnya untuk menjadi feminis?