Belakangan lagi ramai thread di Twitter yang bercerita tentang kisah Adora, Hilman, dan Alina. Thread ini mengundang banyak respon dari netizen.
Secara garis besar ceritanya, Adora lewat akun Twitter miliknya (@sinnamoanrolls) menceritakan pengalamannya kenalan hingga pacaran dengan sosok Hilman, cowok yang dikenalnya lewat RP (Role Playing), tahun 2012 saat ia masih duduk di bangku SMA. Saat itu, Adora RP sebagai Sandara Park dan Hilman sebagai G-Dragon.
Perkenalan lewat RP yang berlanjut ke chat personal. Adora tidak pernah bertemu langsung dengan Hilman, hanya lewat chat, telepon, dan video call. Ya, lewat telepon Hilman bersuara cowok dan berwajah cowok saat video call. Buat Adora, Hilman adalah cowok yang baik dan enak diajak ngobrol. Hilman juga perhatian, dewasa, dan bikin Adora makin jatuh hati.
Adora berdomisili di Bandung dan Hilman mengaku tinggal di Garut. Mereka berpacaran selama lima tahun tanpa pernah sekali pun bertatap muka secara langsung. Hilman selalu menolak untuk bertemu Adora namun berjanji kalau waktu itu akan tiba. Adora masih terus berharap dan yakin kalau Hilman adalah sosok pacar yang baik untuknya.
Di sisi lain, masuk ke masa kuliah, Adora kenalan dengan Alina, cewek yang mengaku satu sekolah sama Hilman waktu SMA. Adora dan Alina jadi dekat, karena Adora merasa bisa menggali informasi tentang Hilman dari Alina. Tapi keanehan mulai terjadi ketika Adora menyadari setiap ia membalas chat untuk Hilman, handphone Alina juga berbunyi. Ketika Adora tidak bisa menelepon Hilman, bertepatan juga dengan handphone Alina yang dinonaktifkan. Hal itu bukan terjadi satu kali saja, tapi berkali-kali.
Panjang perjalanan Adora untuk mengungkapkan kebenaran kalau Hilman sebenarnya tidak ada. Ia sampai rela ke Garut demi menemui keluarga yang dikiranya keluarga Hilman, padahal ternyata adalah keluarga Alina. Nama Hilman adalah nama adik dari Alina. Foto-foto cowok yang selama ini ia kira adalah Hilman adalah foto salah satu teman sekolah Alina, yaitu Billy.
Adora merasa dibohongi karena selama bertahun-tahun ia sayang dengan cowok yang sebenarnya tidak pernah ada.
(Baca juga: 3 Thread Kisah Cinta Super Rumit yang Trending di Twitter dan Pelajaran Hidup yang Bisa Diambil!)
Selain kisah Adora, Hilman, dan Alina, ada juga thread dari Gendis (@ndizndoz) yang menceritakan kisah serupa pada tahun 2014. Ia berpacaran dengan cowok yang dikenalnya lewat medsos dan mengaku bernama Radit. Radit adalah cowok yang romantis dan bahkan suka memberikan surprise manis untuk Gendis hingga membuat Gendis merasa disayangi.
Tapi anehnya, selama mereka pacaran, Radit tidak pernah mau ketemuan atau teleponan sama Gendis. Waktu itu, Gendis mengaku masih memberikan waktu untuk Radit.
Di sisi lain, Gendis kenalan dengan Echa, cewek yang berujung menjadi teman dekat dan curhatnya. Gendis merasa nyaman terbuka pada Echa tentang Radit. Sama seperti Adora, Gendis juga berusaha mencari tahu identitas asli Radit, yang pada ujungnya Gendis akhirnya mengetahui kalau Radit tidak pernah ada. Yang selama ini 'pacaran' dengannya lengkap dengan chat romantis dan kasih banyak hadiah adalah Echa.
Melihat dua thread yang lagi trending di Twitter ini, mungkin sebagian dari kita pernah mengalaminya secara langsung. Kenalan dengan seseorang di medsos, sering curhat-curhatan sampai akhirnya merasa nyaman, padahal mungkin komunikasi hanya sebatas chat tanpa tatap muka, lalu akhirnya timbul rasa suka dan mau pacaran.
Adakah penjelasan mendalam tentang hal ini? Yuk, kita simak.
Rasa sayang dan keinginan untuk pacaran dengan seseorang berawal dari ketertarikan. Menurut Arthur Aron, dalam bukunya yang berjudul Experiences of Falling in Love, Journal of Social and Personal Relationships, mengungkapkan rasa tertarik pada seseorang muncul karena beberapa alasan, di antaranya punya minat dan pola pikir yang sama, serta biasanya suka pada hal yang sama.
Dalam kasus Adora dan Hilman, mereka sama-sama suka dengan Role Player sebagai Kpop idol favorit mereka. Hal itu membuat mereka jadi tertarik satu sama lain.
(Baca juga: 7 Alasan yang Salah Untuk Jatuh Cinta. Duh, Jangan Sampai Deh!)
Menurut Aron juga, kita akan tambah menyukai seseorang, ketika ia juga menunjukkan rasa tertarik pada kita. Ya, istilahnya, rasa sukanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Dari tertarik, maka kita akan membutuhkan seseorang untuk menyayangi kita. Kalau dilihat dari kasus Gendis dan Radit, ia memberikan chat romantis dan surprise yang manis, hingga membuat Gendis tersanjung. Kebutuhan ini yang membuat kita bisa sayang dengan seseorang yang mungkin belum pernah kita temui secara langsung.
Salah atau tidak? Tentunya tidak. Karena sebagai manusia, itu termasuk hal yang normal.
Rasa suka yang terpupuk akan menjadi sayang, apalagi setelah jadi pacar, dan ketika kita sayang dengan seseorang, maka kita akan lebih mengurangi ego dan mau rela berkorban untuk orang yang kita sayang. Rela berkorban waktu, tenaga, atau mungkin materi. Hal ini bisa dilihat dari sikap Adora dan Gendis yang rela pergi ke luar kota untuk mencari sosok pacarnya yang sebenarnya.
Namun, di samping itu, menurut Aron juga, kita akan lebih mudah terikat sekaligus penasaran dengan pasangan yang masih menyimpan misteri dalam dirinya. Artinya, ada hal yang kita tahu belum diungkapkannya. Hal itu yang bikin kita pengin menggali terus-menerus, walau mungkin akan menyesal ketika mendapatkan jawabannya.
Jadi, rasa suka dan sayang itu timbul dari ketertarikan, keinginan dalam diri, kebutuhan, dan juga faktor lingkungan sosial kita. Dan itu bisa dibangun bahkan lewat medsos.
Tidak ada yang salah jatuh cinta dengan seseorang yang kenal lewat medsos, girls, yang salah adalah ketika kita tidak yakin apakah orang tersebut beneran nyata atau sekadar di dunia maya saja.
(Baca juga: 6 Hal yang Pasti Akan Kita Rasakan Saat Harus Menjomblo Lagi Setelah Lama Pacaran)
Di medsos, setiap orang bisa membentuk citra diri menjadi siapa pun yang ia inginkan, bahkan dengan identitas palsu. Tapi kita tidak akan pernah tahu bagaimana karakter aslinya kalau tidak pernah ketemuan langsung.
Kita juga harus pintar agar tidak mudah tertipu oleh siapa pun itu. Baca infografis di bawah ini agar kita terhindar dari kisah serupa dengan Adora atau Gendis, ya!
Intinya, girls, menggunakan medsos apa pun sebenarnya tidak salah, asal kita bisa membedakan mana kehidupan nyata dan maya. Jangan sampai kita terbelenggu dalam kehidupan maya yang dibangun oleh diri sendiri hingga lupa dengan bahaya yang bisa disebabkannya.