Hyeonseo Lee buakn lahir dari keluarga yang miskin, namun dia sama dengan yang lain, mengalami kelaparan yang parah saat krisis besar di Korea Utara. Dia pergi sendiri ke Cina pada tahun 1997 namun setelahnya dia menjadi saksi dari peristiwa yang mengerikan.
Bukunya, The Girl with Seven Names, adalah deskripsi detail dari perjalannya mencapai kebebasan.
Selama 10 tahun dia di Cina, dan akhirnya bisa pindah ke Korea Selatan.
Dia adalah satu-satunya orang Korea Utara yang dipenjara namun berhasil kabur dari ‘kontrol penuh’ kamp yang ada di sana. Dia sama sekali enggak tahu apa yang ada di luar kamp dan bahkan diminta kembali oleh keluarganya.
Shin Dong Hyuk lahir di labour camp Korea Utara dan menghabiskan 23 tahun di sana sebelum akhirnya melarikan diri. Dia berhasil kabur dengan memanjat pagar elektrik!
Park Sang Hak adalah anak dari seorang mata-mata yang hebat, dan dia tumbuh di lingkungan yang istimewa dari pemerintahan. Dia pergi dari korea Utara dengan keluarganya setelah ayahnya kecewa dengan rezim dan mulai takut akan kehidupan keluarganya.
Selama perjalanan itu, Park Sang Hak menyuap penjaga perbatasan untuk menyebrangi sungai Yalu ke Cina bersama ibu, saudara perempuan dan laki-lakinya.
Beberapa tahun kemudian dia bisa sampai di Korea Selatan, Park Sang Hak pun mengetahui apa yang terjadi dengan orang-orang yang dia sayangi yang tetap tinggal di Korea Utara. Tunangannya telah dipukul hingga enggak bisa dikenali lagi wajahnya, pamannya dipukul sampai mati, dan sepupu-sepupunya yang kaya telah diambil hartanya dan berujung dengan jadi pengemis di jalanan.
Park Sang Hak pun sekarang jadi aktivis HAM lewat Fighters for a Free North Korea. Kelompok ini pernah mengirim balon yang membawa literatur HAM dan demokrasi, DVD, radio transisi, dan USB serta drive yang mereka kirim ke Korea Utara.