Saat itu sang ibu sudah pasrah lantaran biaya untuk operasi anaknya sangat mahal, sementara ayah dari bayi tersebut sudah kembali ke Indonesia.
“Saya akhirnya nyoba telepon sana sini ke kenalan dan ada RS universitas yang nerima tanpa bayaran,” kenangnya.
Saat itu, ia juga harus mencari donor darah untuk si bayi. ”Saya enggak mau cari donor darah orang asing, karena saya enggak bisa berkomunikasi dengan lancar dan enggak mau ada kejadian apa-apa. Tapi untungnya banyak staf di KJRI yang mau bantu,” lanjutnya.
Saat sang bayi menjalani operasi sekitar delapan jam, Ia mengaku terus menemani ibu dari bayi tersebut yang sudah pasrah.
Untungnya, selesai operasi dokter mengatakan bahwa bayi tersebut dapat hidup. Jurman mengaku saat itu ia merasa lega karena semua perjuangannya terbayarkan.
“Bayinya dirawat 2-3 minggu sampai siap pulang, saya jemput karena saya tandatangan semua dokumen. Saya sampai di RS lihat anaknya bisa ketawa, bekas operasi dari dada sampai perut, dia sehat dia udah enggak biru. Saya enggak merasa saya menyelamatkan dia, tapi saya merasa senang karena melihat bisa seorang anak manusia masih punya harapan hidup, itu luar biasa banget buat saya,” katanya.
Menurutnya, tantangan dalam pekerjaan adalah suatu hal yang biasa. Justru ia merasa jika pekerjaannya sebagai Dipolmat membuatnya enggak berhenti belajar.
BACA JUGA : Ini 12 Ide Topik Chat Asik Berdasarkan Zodiak Gebetan! Wajib Dicoba!
“Proses belajar yang enggak pernah berhenti, karena itu the most precious thing.
Pengalaman juga sih. Seseorang bisa punya banyak uang, bisa keliling dunia, bisa jadi enggak bisa mendapatkan pengalaman yang saya dapatkan. Enjoy, bekerja itu intinya cuma 2, ikhlas dan komitmen,” tungkasnya.
Meskipun banyak tantangan Jurman mengaku sangat menyukai pekerjaannya sebagai Diplomat. Karena menurutnya menjadi Diplomat adalah salah satu cara dirinya berkontribusi untuk negara ini.
“Diplomat itu never ending story, karena banyak banget pengalaman yang bisa didapatkan.