Cewekbanget.ID – Perayaan Paskah 2019 diwarnai dengan duka di Sri Lanka.
Pasalnya, pada Minggu (21/4/2019) tepatnya pada perayaan Paskah, negara yang berada di Asia Selatan itu diguncang ledakan bom.
Setidaknya 207 orang tewas dan 450 orang luka karena ledakan yang dilaporkan terjadi di delapan tempat itu.
Dilansir dari Kompas.com berikut 6 fakta mengenai peristiwa paling mematikan dalam sejarah negara itu.
Baca Juga : Bikin Payudara Kita Kencang dengan 6 Cara Alami Ini! Coba Yuk!
Pelaku Merupakan Tamu Hotel
Menurut laporan, setidaknya dua ledakan bom yang menyasar gereja serta hotel bintang lima merupakan serangan bom bunuh diri.
Salah satu hotel yang mengalami ledakan adalah Hotel Grand Cinnamon. Pihak manager hotel yang enggak mau disebutkan namanya mengungkap bahwa pelaku tersebut memang tamu di hotel tersebut.
Pria bernama Mohammed Azzam Mohamed itu sempat mengantre sarapan sebelum melakukan aksi bom bunuh diri.
Ia meledakan diri saat sedang dilayani di tempat yang sedang padat pengunjung itu.
Reaksi Paus Fransiskus dan Para Pemimpin Dunia atas Serangan Bom Sri Lanka
Mendengar tragedi di Sri Lanka, Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskis menyampaikan ucapan dukacitanya kepada korban yang tengah merayakan minggu Paskah di Lapangan Basilika Santo Petrus.
"Saya ingin mengungkapkan kedekatan saya yang tulus kepada umat Kristen (Sri Lanka), yang terluka saat berkumpul dalam doa, dan kepada semua korban kekerasan," katanya seperti dikutip dari Vatican News.
Selain itu, para pemimpin dunia juga mengungkap keprihatinan dan juga kecaman atas serangan yang belum diklaim oleh kelompok tertentu itu.
Perdana Menteri Inggis, Theresia May meminta dunia untuk bersatu memastikan agar enggak ada lagi pihak-pihak yang mencoba menebarkan teror di masa depan.
Kemudian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan bantuan kepada korban ledakan. "Belasungkawa saya berikan kepada rakyat Sri Lanka atas serangan teroris di hotel dan gereja," ucap dia.
Tewaskan Warga Asing
Kementerian Luar Negeri Sri Lanka menyatakan 36 diantara 207 korban tewas merupakan warga asing.
Hingga saat ini, semua korban yang merupakan warga asing itu tengah diidentifikasi di kamar jenazah Colombo.
Diwartakan BBC, terdapat lima warga negara Inggris dengan dua di antaranya juga memegang paspor AS. Kemudian ada tiga warga negara Denmark.
Selain itu ada juga satu warga Portugal, tiga warga India. Kantor berita Anadolu melaporkan ada juga dua teknisi dari Turki, serta seorang pria Belanda.
Baca Juga : Berdasarkan Golongan Darah, Ini Urutan Orang Paling Susah Memaafkan!
Enggak Ada WNI yang Menjadi Korban Serangan Bom
Dalam serangan bom yang terjadi di Kolombo, Sri Lanka itu, enggak ada WNI yang menjadi korban.
Hal itu telah dipastikan oleh pihak Kementerian Luar Negeri RI. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat terjadi ledakan bom Srilanka, seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La.
Namun, Kedutaan Besar RI di Kolombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.
"Beberapa WNI lainnya yang menginap di Hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Minggu sore.
Delapan Orang Ditahan atas Ledakan Bom
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengungkap bahwa otoritas setempat telah menahan setidaknya delapan orang yang diduga memiliki keterlibatan atas tragedi ini.
Kepada kantor berita AFP, Wickremesinghe menuturkan delapan nama yang ditangkap merupakan warga lokal. Namun tidak menutup kemungkinan jika ada keterlibatan orang asing di dalamnya.
Baca Juga : Berhenti Nyanyi, 3 Seleb Korea Ini Sukses Menjadi Aktor di Indonesia!
Sudah Ada Peringatan 10 Hari Sebelumnya dari “Intelijen Asing”
Otoritas keamanan Sri Lanka mengabatkan telah menerima peringatan akan adanya pengeboman jauh hari sebelumnya melalui “dinas intelijen asing.”
Dalam unggahan di Twitter, Menteri Telekomunikasi Harin Fernando mengungkapkan surat intelijen itu sudah ditembuskan kepada penegak hukum Sri Lanka 11 April, atau 10 hari sebelumnya.
PM Wickremesinghe mengakui dia sudah menerima informasi tersebut. Namun, dia menyatakan tidak menerima informasi mengenai perkembangan terbaru.
Karena itu, dia menyatakan investigasi harus dilaksanakan secepatnya soal mengapa aparat tidak menindaklanjuti peringatan akan adanya serangan tersebut. (*)
Artikel ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul 'Ledakan Bom Sri Lanka, Ini 6 Fakta yang Sudah Dihimpun' pada Senin (22/4/2019).
KOMENTAR