Air matanya menetes membasahi pipi mengingat perjuangannya dan istri dalam membesarkan anaknya.

Pekerjaan Pak Jumari sebagai tukang pungut sampah
2. Perjuangan Jumari di tengah keterbatasan ekonomi
Jumari teringat bagaimana keluarganya pernah mengalami titik terendah dalam hidup.
Dia menceritakan, anak pertamanya terpaksa harus putus sekolah saat di bangku SMA karena enggak mampu membayar uang sekolah.
Jumari juga sempat menjadi sopir panggilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluargannya.
Tapi, karena usianya yang kian menua, Jumari memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sopir.
Jumari pun memutuskan untuk beralih profesi sebagai menjadi tukang sampah. Dirinya menyewa mobil pick up tua untuk mengangkut sampah.
Setiap dua hari sekali, Jumari dan putra sulungnya berkeliling mengambil sampah ke rumah penduduk di wilayah Piyungan, Yogyakarta.
"Rata-rata per bulannya dari angkut sampah dan usaha cucian sekitar Rp1,5 juta untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.
Baca Juga: 9 Kumpulan Model Dress Hijab Pink untuk Tampilan Menawan Saat Lebaran!
3. Enggak menyangka anak bungsunya akan kuliah