2. Perjuangan Jumari di tengah keterbatasan ekonomi
Jumari teringat bagaimana keluarganya pernah mengalami titik terendah dalam hidup.
Dia menceritakan, anak pertamanya terpaksa harus putus sekolah saat di bangku SMA karena enggak mampu membayar uang sekolah.
Jumari juga sempat menjadi sopir panggilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluargannya.
Tapi, karena usianya yang kian menua, Jumari memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sopir.
Jumari pun memutuskan untuk beralih profesi sebagai menjadi tukang sampah. Dirinya menyewa mobil pick up tua untuk mengangkut sampah.
Setiap dua hari sekali, Jumari dan putra sulungnya berkeliling mengambil sampah ke rumah penduduk di wilayah Piyungan, Yogyakarta.
"Rata-rata per bulannya dari angkut sampah dan usaha cucian sekitar Rp1,5 juta untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.
Baca Juga: 9 Kumpulan Model Dress Hijab Pink untuk Tampilan Menawan Saat Lebaran!
3. Enggak menyangka anak bungsunya akan kuliah
Kondisi perekonomian yang pas-pasan enggak membuat Jumari berpikir anaknya bisa melanjutkan pendidikan hingga bangku kuliah.
Namun, saat melihat ketekunan Alyza dalam belajar dan melihat prestasi akademis yang baik, Jumari yakin sang anak nantinya dapat memperoleh pendidikan yang layak.
"Benar-benar tidak membayangkan akhirnya Lyza bisa diterima kuliah di UGM," tutur Jumari.
FYI, Jumari beserta istri dan dua anaknya tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil seluas 46 meter persegi di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY.
4. Harapan dan doa sang Ibu
Istri Jumari, Nur Hayati (49) menyampaikan rasa syukur karena anak-anaknya memahami kondisi keluarga dan enggak pernah menutut macam-macam.
Di matanya, Alyza merupakan anak yang tekun belajar dan rajin beribadah.
Sebagai orangtua, dirinya cuma bisa memberikan dukungan dan doa agar apa yang dicita-citakan Alyza dapat terwujud.
"Semoga nantinya Lyza bisa lancar kuliahnya dan menjadi orang berhasil serta berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara," ungkapnya.
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR