Cewekbanget.ID - Pada Senin, 21 Mei 2019, menanggapi hasil Pemilu Presiden 2019, ada kelompok massa yang melakukan unjuk rasa di daerah sekitar gedung Bawaslu, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.
Awalnya aksi demonstrasi berjalan dengan aman dan tertib, hingga kondisi mulai enggak kondusif sejak pukul 22.30 WIB dikarenakan ada massa dari demonstran yang mulai menyerang pihak kepolisian dan memaksa masuk ke dalam gedung Bawaslu.
Para polisi dan ribuan aparat keamanan yang berjaga berusaha menertibkan massa hingga akhirnya massa demonstran terpecah dan di beberapa titik sudah kondusif beberapa jam setelah kericuhan.
Baca Juga: Ternyata Mata Bisa Terlihat Sayu Saat Puasa Lho! Ini Cara Mengatasinya
Menyelidiki aksi demo yang tiba-tiba berubah jadi anarkis, pemerintah pun akhirnya memiliki jawaban atas siapa dalang dari kerusuhan ini.
Ada Upaya Untuk Membuat Nasionalisme di Indonesia Kacau
Dilansir dari laman kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, mengatakan kalau pemerintah sudah mengantongi data dalang dari kerusuhan yang terjadi.
Wiranto mengungkapkan kalau rangkaian peristiwa hingga kerusuhan yang terjadi, pihaknya melihat kalau ada upaya yang seperti dilakukan untuk membuat nasionalisme di Indonesia jadi kacau.
Wiranto mengungkapkan ada upaya untuk membangun kebencian dan anti kepada pemerintah.
Baca Juga: Banyak Hoax! Ini Fakta Dibalik Kerusuhan di Daerah Petamburan!
Ada Preman Bayaran
Wiranto juga menjelaskan kalau aksi brutal yang terjadi dilakukan oleh kelompok lain selain pengunjuk rasa, dan Wiranto menyebut kelompok itu adalah preman bayaran, seperti dilansir dari laman kompas.com.
Ditambah dengan adanya laporan rakyat yang meninggal dan adanya tuduhan menyalahkan aparat akan hal itu.
“Saya katakan tidak, jangan sampai diputarbalikkan. Pada saat menghadapi demonstrasi, aparat keamanan diinstruksikan Kapolri, Panglima TNI, untuk tidak bersenjata api. Senjata disimpan di gudang.
Aparat menggunakan perisai dan pentungan. Sehingga tidak mungkin aparat membunuh rakyat aksi demo,” jelas Wiranto.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR