Ibu Vina juga menjelaskan kalau kondisi tersebut membuat kepala sekolah dan 11 guru yang ada di Jalan Johor Perak, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya ini merasa terpukul dan sedih.
Apalagi selama ini Ibu Vina cuma mendapat bayaran sebesar Rp 18 ribu per bulan, ditambah dengan bayaran mengajar sebanyak Rp 20 ribu untuk tiap jam.
Baca Juga: Enggak Melulu Dress, Ini 7 Gaya Hijab Kondangan Menawan Pakai Celana Putih. Tiru Yuk!
"Kalau ditanya gaji saya sedih. Saya nangis. Lebih rendah dari tukang becak dan kalah dengan kuli. Tapi saya terpanggil untuk tetap mengajar dan menjadikan anak-anak tumbuh secara terdidik," curhatnya.
Meskipun begitu, Vina dan guru-guru di SMP Gatra mengatakan, pihaknya akan tetap mengajar apabila pihak sekolah masih menghendaki dan berharap menerima tunjangan profesi pendidik (TPP), yang sepertinya sulit terpenuhi melihat kenyataan bahwa sekolah tersebut hanya memiliki dua siswa aja.
Sementara itu, Abdul Aziz Panigoro selaku Kepala SMP Gatra menyebut bahwa kondisi ini terjadi karena desakan demo PPDB zonasi yang membuat Dinas Pendidikan Kota Surabaya memutuskan untuk melakukan penambahan pagu SMP negeri hingga 7 ribu siswa.
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR