CewekBanget.ID - Indonesia merupakan negara dengan banyak kebudayaan dan adat istiadat ya, girls.
Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan ritual tersendiri untuk berbagai hal termasuk soal memakamkan jenazah orang yang sudah meninggal.
Hal ini juga berlaku di salah satu desa yang terletak di Bali. Desa Trunyan, merupakan salah satu desa dengan tradisi pemakaman unik yang masih dilestarikan hingga kini.
Bukan dikremasi atau dikubur dalam tanah, jenazah orang yang sudah meninggal akan dibiarkan tergeletak dan membusuk dengan sendirinya.
Jenazah akan diletakan di tempat pemakaman Seme Wayah.
Seme Wayah sendiri dapat kita tempuh dengan menyebrangi Danau Batur.
Sesampainya di Seme Wayah, kita akan melihat banyak tulang berjejer dari pembusukan jenazah.
Baca Juga: Produk Kecantikan yang Harus Dipakai Tiap Zodiak di Bulan Oktober 2019
Bukan hanya tulang, kita juga bisa melihat tebaran uang bahkan barang lain yang sengaja ditinggalkan bersama jenazah tersebut.
Untuk menghindari hewan buas, jenazah akan dibaringkan dalam sangkar bambu.
Ketika semua sangkar sudah penuh, jenazah yang paling lama akan dibuang untuk memberi ruang bagi jenazah baru.
Dibuang yang dimaksud ialah memindahkan tulang-tulang tersebut pada sebuah altar di bawah pohon suci.
Enggak ada bau menyengat
Meski dibiarkan begitu saja di ruang terbuka, tetapi di Desa Trunyan ini tidak ada bau menyengat dari tubuh jenazah.
Dipercaya pohon besar dan tinggi bernama taru menyan adalah penyebab kenapa Desa Trunyan tidak ada bau menyengat.
Pohon tersebut konon menetralisir bau tidak sedap dari pembusukan tubuh.
Baca Juga: Patut Dicurigai, Ini 3 Tanda Kalau Pacar Lagi Menyembunyikan Rahasia dari Kita!
Terbagi menjadi 3 tempat
Di pemakaman ini, terdapat 3 tempat untuk meletakan jenazah yang ada.
Pemakaman pertama bernama Seme Wajah. Diperuntukan untuk mereka yang meninggal secara wajar.
Kedua ada Seme Bantah. Diperuntukan untuk mereka yang meninggal tidak wajar atau akibat kecelakaan.
Ketiga ada Seme Muda, diperuntukan untuk bayi, anak kecil, dan yang belum menikah.
Sayangnya hanya laki-laki saja yang diizinkan ke sana untuk mengantarkan jenazah setelah ritual dipersiapkan.
Persiapan yang harus dilakukan adalah membersihkan jenazah dengan air hujan, membungkusnya dengan kain tetapi tidak menutup bagian kepala.
Perempuan tidak diperbolehkan mengunjungi pemakaman karena warga setempat percaya desa akan terkena gempa bumi atau letusan gunung berapi jika perempuan datang kesana.
Siapapun yang ke sana juga garus melalui proses pembersihan.
(*)
Baca Juga: 3 Facial Wash Paling Ampuh Cerahkan Kulit. Cocok Untuk Kulit Sensitif!
Penulis | : | Kinanti Nuke Mahardini |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR