Ada banyak skenario yang dapat membuat sulit atau enggak mungkin untuk pergi ke toko kelontong, dan Ready.gov memiliki daftar luas situasi darurat yang memungkinkan untuk menggambarkan hal tersebut; ini termasuk semuanya, mulai dari serangan biologis hingga badai salju besar hingga pandemi.
Penting untuk menyadari bahwa kekurangan makanan dapat terjadi di mana saja, kapan saja, bahkan jika daerah kita enggak mengalami keadaan darurat.
Sebagian besar toko kelontong cuma memiliki cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan komunitas mereka selama tiga hari, kadang-kadang bahkan kurang.
Jika terjadi sesuatu yang mengganggu rantai pasokan makanan, ini berarti bahwa pasar lokal kita bisa kehabisan makanan dengan sangat cepat.
Baca Juga: 5 Masalah Umum yang Sering Dihadapi Cewek Jomblo. Bener Enggak, Sih?
2. Hemat uang
Sebuah pantry makanan rumahan juga merupakan cara terbaik untuk menghemat uang di toko bahan makanan.
Sebuah dapur besar memberi kita ruang untuk membeli dalam jumlah besar, memanfaatkan penjualan mingguan, dan dapat membeli makanan sendiri dari kebun.
Pantry yang lengkap juga berarti kita enggak perlu lari ke toko kelontong setiap beberapa hari, yang menghemat uang untuk gas.
Dengan lebih sedikit perjalanan ke toko, kita juga cenderung tergoda oleh pembelian impulsif dan pembelian lain yang enggak direncanakan. Kita juga akan menghemat banyak waktu dengan berbelanja lebih sedikit.
3. Keamanan pangan
Dapur rumah memberi kita dan keluarga kita keamanan pangan. Ini sangat penting jika kita kehilangan pekerjaan, kehilangan pasangan yang bekerja, menjadi sakit, memiliki pendapatan yang berfluktuasi, atau jika kita hanya bekerja secara musiman.
Memiliki banyak makanan berarti kita enggak perlu khawatir tentang memberi makan keluarga kita; ini dapat meringankan banyak stres di masa yang enggak pasti.
Cara mengatur makanan di rumah
Menyiapkan pantry makanan rumahan enggak harus menjadi proyek besar.
Seringkali yang terbaik adalah memulai dari yang kecil dan perlahan-lahan membangun dapur kita dari waktu ke waktu.
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR