Berkaitan dengan hal tersebut, Indra Rudiansyah yang merupakan kandidat doktor riset vaksin di Jenner Institute, Oxford University menjelaskan alasan timbul pernyataan kalau virus corona enggak akan hilang.
Dalam acara webinar Zoom bertajuk 'Big Questions Forum 9, Menghadapi COVID-19: Kebijakan, Sains, Solidaritas Nasional dan Global' yang diselenggarakan Kepustakaan Gramedia Utama (KGU) pada Jumat (15/5/2020), Indra menjelaskan hal yang sudah dipelajari dan diketahui para ilmuwan tentang virus ini.
"Virus corona (SARS-CoV-2) saat ini menular dari manusia ke manusia dan dari manusia juga bisa menularkan ke hewan, contohnya kucing dan harimau. Namun, tidak ada bukti dia (virus SARS-COV-2) bisa menularkan virus dari hewan yang terinfeksi balik ke manusia, itu tidak bisa," ucap Indra seperti dilansir dari Grid Health.
Lebih lanjut Indra mengatakan, jika virus tersebut hanya menular dari manusia ke manusia, maka adanya vaksin sangat mungkin menghilangkan virus dari muka bumi.
Sedangkan jika suatu penyakit bersifat zoonosis, yakni dengan penularan dari hewan ke manusia, atau penyakit tersebut bisa menginfeksi dari manusia ke hewan, virus penyebab penyakit tersebut akan sangat sulit diberantas.
"Jadi kalau penyakitnya zoonosis atau bisa menularkan dari manusia ke hewan, seperti malaria, HIV/AIDS dan DBD, itu akan sangat sulit dieradikasi," ungkap Indra, "Karena melibatkan dua organisme berbeda dan penyakit itu sulit dikontrol. Namun bisa dicegah."
Baca Juga: Ada yang Terinfeksi, Bisakah Kucing Tularkan Covid-19? Simak Penjelasannya, Girls!
Vaksin Pembasmi Virus
Terkait pembasmian virus dengan penularan hanya terjadi di antara sesama manusia, menurut Indra, penggunaan vaksin untuk membasmi suatu penyakit pernah terjadi pada wabah smallpox atau cacar pada 1960-an.
"Jadi pada 1960-an itu ada wabah smallpox, dan smallpox ini hanya beredar di manusia. (Setelah ada vaksin), sekarang kita tidak pernah mendapat pasien dengan gejala smallpox karena virus itu sudah dieradikasi (diberantas)," paparnya.
Vaksinasi cacar yang dilakukan sejak akhir abad ke-18 hingga akhir abad ke-20 berhasil menghentikan penyebaran dan menghilangkan penyakit cacar di seluruh bagian dunia. Kasus terakhir penyakit cacar yang ditemukan adalah di Kongo tahun 1977.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR