Cewekbanget.id - Beberapa kota menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona, salah satunya adalah DKI Jakarta.
Setelah PSBB dilangsungkan, DKI Jakarta kemudian menyebutkan sedang menjalani masa transisi menuju new normal.
Namun, sejak PSBB transisi diberlakukan, kasus positif corona di Jakarta belum menunjukkan tanda-tanda akan turun.
Selain itu angka penambahan justru mencapai rekor pada Selasa (9/6) dengan kasus harian yang melonjak menjadi 234 kasus.
Baca Juga: Rambut Rapuh dan Rusak Akibat Bleaching? Begini Cara Merawatnya!
Angka tersebut jadi yang paling tinggi yang pernah terjadi di DKI Jakarta setelah pada 16 April lalu dengan 223 kasus harian.
Sementara, di awal pemberlakuan masa PSBB transisi pada 5 Juni, DKI Jakarta melaporkan terjadinya penurunan penambahan kasus, yakni sebanyak 76 kasus.
Lebih lanjut, berikut tren berturut-turut penambahan kasus positif virus corona di DKI Jakarta sejak 5 Juni hingga 11 Juni 2020, yaitu 76, 104, 163, 89, 234, 157, dan 128.
Hingga Kamis (11/6/2020), DKI Jakarta tercatat telah melaporkan total kasus positif Covid-19 terbesar di Indonesia, dengan 8.650 kasus.
Melihat kondisi tersebut, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyampaikan, tatanan kehidupan normal baru seharusnya tidak diterapkan jika masih terjadi peningkatan kasus corona, dilansir dari Tribunnews.
Baca Juga: Hilangkan Bekas Jerawat, Ini 5 Manfaat Ajaib Daun Kemangi Buat Kecantikan!
Dia pun mengatakan, jika peningkatan kasus corona terus terjadi berturut-turut, maka suatu daerah perlu kembali menerapkan PSBB.
"Kalau kenaikannya terus menerus, khususnya untuk daerah yang naik itu, maka tidak boleh new normal, harus kembali ke PSBB." kata Zubairi, seperti dikutip dari Tribunnews, Kamis (11/6/2020).
"Jadi kalau berturut-turut naik terus, sudah waktunya untuk evaluasi mengembalikan ke PSBB lagi," tambahnya.
Tak hanya itu, Zubairi menyarankan, pemerintah tak perlu takut untuk kembali menerapkan PSBB.
Sebab, negara lain yang mengalami kondisi peningkatan kasus positif Covid-19 juga kembali melakukan penguncian wilayah, atau istilahnya PSBB di Indonesia.
"Itu terjadi di banyak tempat, jadi tidak usah takut, tidak usah malu. Intinya evaluasi dari hari ke hari dan tidak usah malu, karena memang di negara lain juga terjadi begitu," terangnya.
Tak hanya DKI Jakarta, sejumlah wilayah lainnya juga diketahui melaporkan penambahan kasus harian virus corona meningkat, yakni Jawa Timur.
Secara kumulatif, kasus positif Covid-19 di Jawa Timur mencapai 7.103 kasus, per 11 Juni 2020. Angka itu menjadi peringkat kedua tertinggi setelah DKI Jakarta.
Bahkan, belakangan ini, Jawa Timur dikabarkan melaporkan kasus corona tertinggi di Indonesia.
Baca Juga: Raisa Bagikan Cerita Horor yang Pernah Dialami Lewat #RaisaThrowback di Twitter
Tren kasus baru di Jawa Timur sejak 5 Juni sampai 11 Juni 2020 berturut-turut sebagai berikut; 141, 286, 113, 365, 220, 273, dan 297 kasus.
Salah satu wilayah yang menyumbang tingginya angka penambahan kasus positif Covid-19 tersebut adalah Surabaya.
Seperti halnya DKI Jakarta, Surabaya kini mulai memasuki masa transisi menuju new normal. Kebijakan itu mulai diberlakukan sejak Selasa (9/6/2020) hingga 14 hari ke depan.
Penerapan itu juga bukan hanya berlaku di Surabaya saja, Sidoarjo dan Gresik juga dikabarkan mulai menerapkan masa tersebut.
(*)
Artikel ini telah tayang di GridHEALTH.id dengan judul: "Jika Kasus Virus Corona Terus Meningkat, Benarkah PSBB Terancam Diterapkan Lagi?"
Penulis | : | None |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR