Namun, kini ia mengatakan memerlukan media sosial untuk bisa menjangkau banyak aspirasi dari masyarakat di berbagai tempat sekaligus.
"Setelah menjadi pejabat publik apalagi di masa krisis, saya perlu mendengar langsung dari masyarakat, saya perlu mendengar situasi real-nya seperti apa, saya kan enggak bisa di semua tempat sekaligus, jadi saya ingin tahu hasil dari kebijakan, kondisi di masa pandemi, PJJ, apa saja keluhannya, apakah sosialisasi kebijakan diterima," papar Nadiem.
Tanpa adanya umpan balik, lanjut dia, maka ia tak punya cara untuk mendengar masukan langsung sehingga bisa membuatnya berpotensi menjadi menteri yang tidak efektif seperti yang seharusnya.
Meski begitu, Nadiem tak menampik bila Instagram akan membuatnya lebih banyak menerima kritik.
"Ada masukan, ada hujatan, ada yang konstruktif, ada juga yang tidak konstruktif, paling tidak saya bisa menyisir mana poin-poin yang bisa menjadi pembelajaran bagi saya sebagai menteri muda," paparnya.
"Hinaan itu juga pembelajaran, menambah kekebalan kita."
Baca Juga: 3 Hal Sepele Ini Enggak Disadari Bisa Merusak Persahabatan! Hati-hati!
Kelola akun sendiri
Menariknya, Nadiem mengatakan bahwa akunnya tersebut akan ia kelola sendiri, bukan dikelola oleh staf.
Kecuali untuk foto yang ia tidak bisa ambil sendiri.
"Semua konten dan komennya saya sendiri yang tulis," papar Nadiem.
Ia juga mengatakan akan menyisihkan waktu untuk membaca komentar, walau tak bisa setiap saat.
Meski begitu, Nadiem tidak bisa menjamin bahwa ia akan membalas semua komentar karena keterbatasan waktu.
"Tetapi untuk beberapa hal yang perlu dijawab dan penting untuk diklarifikasi, itu pasti akan saya jawab.
Namun, yang lebih penting adalah mendengar," ucapnya.
Deddy Corbuzier pun menanyakan tentang banyaknya komen yang berisi masukan untuk kembali membuka sekolah.
Nadiem mengatakan, karena ini merupakan akun Instagram pribadi, maka ia akan menjawabnya dengan opini personal.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR