CewekBanget.ID - Kata siapa ampas kopi enggak bermanfaat dan bisa dibuang begitu saja?
Padahal, ampas atau endapan kopi kaya akan nitrogen dan nutrisi lainnya yang bagus untuk kesuburan tanaman.
Memang apa saja sih, kandungan ampas kopi dan cara memanfaatkannya untuk merawat tanaman?
Baca Juga: 3 Alasan Kenapa Kita Tetap Mengantuk Meskipun Udah Minum Kopi
Kandungan Ampas Kopi
Secara alami, kopi mengandung kafein yang tinggi dan bermanfaat membantu tanaman terhindar dari kerusakan akibat hama ulat atau serangga.
Tapi, penggunaan kompos kopi ini hanya untuk tanaman dari tanah dengan kandungan tinggi asam karena jika enggak cocok, tanaman akan rusak dan berpotensi mengalami keracunan kafein dan gagal tumbuh.
Kopi juga mengandung zat asam yang berguna untuk mempercepat proses pengomposan pada tanah.
Sedangkan tanah sebagai media tanam, mengandung zat kapur yang bersifat basa, jadi dapat seimbang karena diasamkan dengan asam pada ampas kopi.
Kopi pun mengandung mineral yang utamanya pada endapan kopi adalah kalsium, kalium, besi, fosfor dan kromium, yang sangat disukai cacing tanah.
Cacing tanah yang mendapat asupan nutrisi sehat dapat menyuburkan tanaman dan di sisi lain, kandungan mineral tersebut juga sangat dibutuhkan pada proses pertumbuhan tanaman.
Baca Juga: 4 Cara Simpel Ini Bisa Bantu Mengurangi Kebiasaan Minum Kopi
Enggak hanya itu, dalam ampas kopi juga ada senyawa lain seperti karbon dan gas nitrogen, ditambah potassium, magnesium, dan tembaga yang memberi banyak nutrisi untuk menjaga kesehatan tanaman.
Kemudian, lignin dan selulosa dalam ampas kopi biasa dimanfaatkan petani jamur sebagai substrat bergizi untuk menumbuhkan jamur, terutama pada budidaya jamur tiram.
Mengaplikasikannya cukup dengan mendidihkan ampas kopi dengan air, lalu setelah itu saring dan biarkan ampas hingga kering.
Apabila sudah kering, semai ampas tadi pada bibit jamur, kemudian tutup dengan kertas koran dan biarkan dua minggu untuk masa inkubasi.
Kalau masa inkubasi tadi berhasil, maka miselium pada jamur akan mulai terlihat tumbuh.
Kadar pH 6,9 pada ampas kopi disebut netral dan menjadi sumber tambahan energi dan nutrisi agar tumbuh subur.
Sementara kompos ampas kopi yang digunakan pada tanaman bunga bisa menghasilkan daun yang sehat dan warna bunga lebih cerah.
Lantas, ampas kopi bisa dimanfaatkan dalam bentuk apa saja untuk merawat tanaman?
Pupuk Kompos
Ampas kopi yang sudah kering bisa menjadi bahan campuran pupuk kompos, tapi ini hanya berlaku untuk ampas dari kopi alami tanpa campuran apapun.
Membuat pupuk kompos dari ampas kopi enggak begitu rumit, cukup pakai bahan-bahan organik seperti sisa sayuran memasak atau makanan, umbi-umbian, dan daun-daun yang berjatuhan.
Bisa juga gunakan roti basi, kulit buah enggak terpakai, atau cangkang telur, untuk selanjutnya dicampurkan dengan ampas kopi yang sudah kering.
Sebuah studi membuktikan bahwa pupuk kompos ampas kopi dan limbah dapur mengandung nutrisi baik bagi tanaman daripada kompos yang dibuat dengan limbah saja, menurut Healthline.
Ini karena kandungan gas nitrogen dalam ampas kopi relatif tinggi, sehingga meningkatkan kualitas kompos.
Selain itu, kompos dengan 40% kandungan kopi menghasilkan paling sedikit emisi gas rumah kaca dan diklaim sebagai kompos kualitas terbaik dan bernilai ekonomis.
Menyuburkan Tanaman
Meskipun sudah menjadi ampas, nutrisi baik tadi enggak hilang begitu saja lho, malah cocok sebagai sumber makanan baik cacing tanah.
Hanya saja, jangan menambahkan terlalu banyak bubuk atau ampas kopi sekaligus karena keasaman kopi dapat mengganggu cacing.
Cukup tebar satu cangkir ampas kopi yang sudah kering setiap minggu pada permukaan tanah.
Keberadaan cacing pada tanah bisa menyehatkan dan menyuburkan tanaman.
Mencerahkan Warna Bunga
Ampas kopi dapat menghasilkan warna bunga yang lebih cerah dan daun yang rindang.
Ini karena kadar pH netral yang memberikan sumber nutrisi sehingga tanaman tumbuh subur.
Menambahkan ampas kopi pada tanaman azalea, rhododendron, holly, hortensia, dan bakung gunung (lily of the valley) bisa mencerahkan warna bunga-bunganya dan menghasilkan daun yang sehat.
Baca Juga: Kurangi Efek Radikal Bebas & 3 Manfaat Kopi Hijau yang Jarang Diketahui!
Mengusir Hama
Ampas kopi bermanfaat sebagai pengusir hama, seperti siput telanjang dan bekicot.
Kedua hewan ini dapat menghambat proses pertumbuhan tanaman karena suka memakan buah dan dedaunan.
Menurut penelitian, kafein beracun bagi siput, jadi menebar bubuk kopi dapat membatasi tanaman agar hewan berlendir itu enggak mau mendekat bahkan beranak pinak.
Cukup sebar bubuk kopi sekitar 2,5 cm, jangan terlalu tebal karena akan memadat dan menghambat udara atau air masuk ke tanah dan diserap akar.
Bukan cuma hama siput dan bekicot, aroma dari ampas kopi enggak disukai kupu-kupu, sehingga bisa mencegah munculnya ulat daun.
Ampas Kopi Sebagai Mulsa
Sebagai bahan organik yang lama-kelamaan dapat membusuk, ampas kopi bermanfaat sebagai mulsa atau bedeng pelindung tanaman.
Kelebihan menggunakan mulsa organik dari kopi adalah bisa mencegah erosi, menahan kadar air, menjaga kelembapan suhu tanah, serta menekan pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu) dan penyakit.
Selain itu, proses pembusukan bubuk kopi menghasilkan nitrogen yang dapat memperbaiki struktur tanah.
Pupuk Daun
Jika kita memiliki tanaman yang membutuhkan perawatan terutama di bagian daun dan batangnya, larutan serbuk kopi dapat menjadi pilihan yang tepat.
Cukup campurkan bubuk kopi ke dalam wadah berisi air, lalu gunakan campuran tersebut sebagai semprotan untuk tanaman kita.
Semprotkan larutan ini ke seluruh badan tanaman, termasuk bagian bawah daun.
Para ahli percaya, bubuk kopi menutrisi tanaman dengan lebih baik sehingga dapat meningkatkan kekuatan tanaman kita.
Mencegah Jamur
Cara terakhir yang dapat kita lakukan untuk memanfaatkan sisa minuman kopi adalah sebagai obat pencegah jamur pada tanaman.
Hal ini masih berkaitan dengan kandungan kafein pada bubuk kopi dikenal dapat menjaga tanaman kita kuat dan sehat, bahkan cukup untuk menangkal infeksi jamur.
Cara penggunaannya juga sangat mudah, yakni tinggal menaburkan sisa kopi di sekitar batang dan pangkal tanaman kita.
Lakukan proses ini tiap dua minggu sekali agar hasil lebih maksimal.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR