Kecanduan Gula
Enggak dapat dipungkiri, gula tetap dibutuhkan dalam menjalankan fungsi otak.
Ketika kadar glukosa dalam darah rendah, khususnya bagi penderita hipoglikemia, maka hal itu dapat memicu timbulnya gangguan pada otak.
Misalnya muncul kabut otak atau brain fog yang membuat kita sering lupa dan enggak memiliki energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari sehingga gampang mengantuk.
Saat gula menyentuh lidah kita, ia mengaktifkan indera perasa tertentu yang mengirimkan sinyal ke otak, termasuk korteks serebral.
Baca Juga: Pengalaman 'Instagram Stories' di Twitter Lewat Fitur Baru 'Fleets'!
Kemudian, sinyal tersebut mengaktifkan sistem di dalam otak dan melepaskan zat kimia dopamin, yang membuat kita merasa nyaman.
Seringkali, ketika kita makan sesuatu yang baru dan enak, dopamin dilepaskan saat kita pertama kali mencicipinya, meski begitu enggak semua makanan dapat melepaskan dopamin dan hanya makanan mengandung gula saja yang bisa.
Ini lebih seperti apa yang terjadi dengan mengonsumsi narkoba, alhasil efek dari pelepasan dopamin ini membuat kita kecanduan.
Itulah sebabnya, orang-orang sangat menyukai makanan manis.
Pelepasan Dopamin Berlebih
Saat ini, makanan manis sangat mudah didapatkan, bahkan makanan seperti saus tomat, saus salad, hingga saus cocolan semuanya mengandung gula.
Ironisnya, setiap kali mengonsumsi makanan manis, kita akan berulang kali mengaktifkan sistem di dalam otak dan dopamin dilepaskan, begitu terus sampai kita menginginkan gula lebih banyak lagi agar rasa nyaman itu tetap ada.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR