Dalam sebuah penelitian pada tikus terungkap, bahwa tikus yang diberikan makanan tinggi gula akan melepaskan zat kimia otak sehingga mereka kurang mampu berhenti mengonsumsi makanan tersebut.
Selain itu, tikus yang terlalu banyak mengonsumsi makanan manis menunjukkan fungsi otak tertentu di area prefrontal dan hipokampus (area penting untuk pembentukan dan retensi memori) terganggu.
Penelitian pada tikus lain juga memperlihatkan, konsumsi makanan tinggi gula dapat meningkatkan peradangan di area otak yang memengaruhi memori jangka pendek.
Baca Juga: Diet Langsung Kacau Kalau Makan 1 Donat Karena Kalorinya yang Tinggi
Otak dan Usus
Kita mungkin enggak menyadari, ada hubungan yang kuat antara usus dan otak kita saat sedang mengonsumsi makanan manis.
Ketika makanan manis yang dikonsumsi mengenai usus, itu mengaktifkan reseptor gula yang memberi sinyal pada otak untuk melepaskan insulin saat makan gula yang berlebihan.
Kelebihan gula mendorong pankreas untuk memproduksi insulin ekstra, yang memberi sinyal pada sel lemak untuk menyimpan glukosa, asam lemak, dan zat kaya kalori lainnya dalam jumlah yang berlebihan.
Akibatnya, terlalu sedikit kalori yang tersisa di aliran darah, sehingga otak mengira kekurangan bahan bakar dan bisa meningkatkan rasa lapar.
Sementara, gula adalah pilihan menarik karena memberikan energi yang cepat, dengan demikian siklus kecanduan terhadap makanan manis dimulai kembali.
Sebenarnya otak kita dapat beradaptasi saat mengurangi gula.
Sayangnya, butuh waktu yang lama mungkin hingga berbulan-bulan, tergantung pada beratnya ketergantungan seseorang pada gula.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang cara mengurangi gula dan menghilangkan ketergantungan pada gula, cobalah rencana detoks 7 hari.
Jika kita berhasil menguranginya, ada banyak manfaat lain yang bisa dirasakan, di samping tubuh menjadi jauh lebih sehat.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR