Tingginya Angka Penularan dari Klaster Keluarga
Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Satgas Penanganan COVID-19 sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Kamis (7/1/2021), tingginya kasus penularan dari klaster keluarga salah satunya dapat dilihat di provinsi DKI Jakarta.
Kurang lebih 40,1% dari total seluruh kasus yang ada berasal dari keluarga.
Klaster keluarga ini saat ini jumlahnya sudah 5.252 sejak 4 Juni sampai 8 November 2020, yang mengakibatkan total kasus 42.019 orang.
Baca Juga: Apa Itu Klaster Keluarga dan Bahayanya dalam Penyebaran COVID-19?
Kemudian, berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Wisma Atlet, sekitar 7% orang yang dikarantina di sana mengaku enggak pernah keluar rumah.
Artinya, kemungkinan besar mereka tertular dari anggota keluarga yang ada di rumah, atau mungkin orang yang berkunjung ke rumah, misalnya berasal dari orang yang dekat dengan mereka.
Karakteristik Klaster Keluarga
Klaster keluarga memiliki risiko penularan 10 kali lipat lebih tinggi dibanding klaster-klaster lain, seperti klaster perkantoran dan pasar.
Faktor utama tingginya risiko penularan pada klaster keluarga adalah karena sulitnya menjaga jarak antar anggota keluarga pada saat berada di rumah.
Selain itu, pemakaian masker juga kemungkinan besar enggak akan optimal, karena saat berada di rumah masker cenderung enggak akan dipakai setiap waktu.
Jadi klaster keluarga lebih didominasi situasi atau karakteristik orang berinteraksi di dalam rumah, yang memang lebih dekat.
Dengan kontak fisik yang sangat dekat, hal ini menyebabkan kesulitan untuk terjadinya pemutusan penularan pada saat dalam satu keluarga.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR