CewekBanget.ID - Kita sering mendengar atau bahkan merasa memiliki fobia terhadap sebuah objek.
Tetapi sudahkah kita betul-betul tahu apa itu fobia? Jangan-jangan hal tersebut hanya ketakutan biasa.
Secara umum, fobia didefinisikan sebagai rasa takut terus-menerus, berlebihan, dan enggak realistis pada objek, oktivitas, atau situasi tertentu.
Orang dengan fobia sebisa mungkin mencoba menghindari segala pemicu rasa takutnya dan jika dipaksa berhadapan dengan hal itu, penderita fobia bisa merasakan kecemasan dan stres luar biasa.
Apa Itu Fobia?
Fobia adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang dapat menyerang siapa saja.
Masalah kesehatan mental ini muncul saat penderita berhadapan dengan sumber ketakutannya.
Sebagai contoh, orang dengan fobia ketinggian bisa takut berlebihan saat harus berada di tempat yang tinggi.
Baca Juga: 2 Seleb Kpop Ini Punya Fobia Terhadap Suara Keras atau Fonofobia!
Bahkan, ada orang yang enggan melihat pemandangan dari balik jendela di dalam gedung tinggi.
Ada juga orang yang fobia jarum suntik sampai mengalami gemetaran, pusing bahkan pingsan saat disuntik.
Sejumlah penderita fobia ternyata bisa merasakan kecemasan yang ekstrem hanya dengan memikirkan atau membicarakan situasi atau objek pemicu rasa takutnya.
Perbedaan Takut dan Fobia
Perasaan takut yang biasa itu lumrah kok, girls.
Tapi rasa takut bisa dikategorikan sebagai fobia apabila kita mengalami ketakutan enggak masuk akal.
Rasa takut berlangsung lebih dari enam bulan, hingga berdampak signifikan dengan cara menjalani keseharian.
Dalam kasus yang ekstrem, fobia bisa sampai memengaruhi pekerjaan, tempat tinggi, sampai kegiatan sosial.
Jenis Fobia
Terdapat tiga jenis fobia yang utama dan harus dipahami.
Pertama, fobia spesifik pada sesuatu; misalkan takut anjing, ular, kucing, kalajengking, tanaman, dan lain-lain.
Ada juga orang yang takut orang atau karakterseperti badut, dokter, dan dokter gigi. Bisa juga takut terhadap situasi seperti tempat gelap, ketinggian, dan lembap.
Kemudian ada fobia sosial, contohnya seperti takut dipermalukan, takut dihakimi, dan enggak nyaman saat bertemu banyak orang.
Yang terakhir adalah agorafobia atau merasa takut saat berada di tempat umum hingga menghindari pergi ke mal, bioskop, nonton konser, sampai naik transportasi umum.
Baca Juga: Selain Pennywise di Film 'IT', 5 Badut Ini Juga Enggak Kalah Serem!
Durasi Fobia
Pada usia kanak-kanak, fobia paling sering muncul saat berusia lima sampai sembilan tahun dan umumnya berlangsung sebentar.
Fobia dapat bertahan selama bertahun-tahun saat dialami orang berusia sekitar 20 tahun dan enggak bisa sembuh sendiri tanpa diobati.
Fobia pada orang dewasa dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental lain seperti gangguan kecemasan, depresi, dan lain-lain.
Gejala Fobia
Gejala fobia bisa berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan penyakit dan kondisi tubuh penderita.
Saat berhadapan dengan sumber rasa takut, gejala fobia secara fisik umumnya badan seperti limbung, pusing, pengin pingsan, merasa seperti tersedak, jantung berdebar atau detak jantung cepat, sakit dada atau dada terasa sesak, dan berkeringat.
Badan juga terasa panas atau dingin, sesak napas dan susah bernapas, mual, muntah, diare, mati rasa atau kesemutan, dan badan gemetar.
Ketika berhadapan dengan sumber rasa takut, gejala fobia secara psikologis antara lain kehilangan kesadaran dengan kenyataan, takut pingsan, takut kehilangan kendali, dan stres yang sulit dikendalikan.
Penderita juga mungkin merasa sangat kewalahan, malu, cemas, dan was-was.
Jika gejala fobia sangat parah, penderita juga bisa mengalami serangan panik.
Mengingat banyaknya gejala yang muncul, banyak orang dengan fobia yang memilih menghindari sumber rasa takutnya.
Meski begitu, akhirnya mereka jadi semakin sulit keluar dari fobia dan berimbas pada cara menjalani keseharian.
Penyebab Fobia
Penyebab fobia umumnya enggak tunggal, melainkan terkait beberapa faktor seperti trauma atau pernah ada insiden dengan biang fobia, hasil paparan informasi atau pelajaran sewaktu kecil, hingga faktor genetika.
Kebanyakan orang dengan fobia menyadari sepenuhnya masalah kesehatan mentalnya.
Jadi mintalah bantuan ahli apabila fobia mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Murah & Sehat, Ini Bahan Makanan Lokal Untuk Penuhi Asupan Nutrisi!
Cara Mengatasi Fobia
Ada beberapa cara menghilangkan fobia.
Dengan perawatan yang tepat, masalah kesehatan ini dapat disembuhkan.
Kita bisa melalui terapi perilaku kognitif, yang dilakukan dengan mengeksplorasi ketakutan penderita lalu dicari teknik paling pas untuk mengatasinya.
Lewat beberapa sesi terapi, terapis akan membantu penderita mengendalikan rasa takut untuk menguasai pikiran dan perasaan.
Ada pula terapi pemaparan yang mirip dengan terapi perilaku kognitif dengan fokus mengubah respons fisik dan mental dalam menghadapi fobia.
Terapis akan melakukannya secara bertahap; dimulai dengan menunjukkan foto sumber fobia, mengarahkan penderita berdiri di dekat sumber fobia, hingga memegang atau mengakses sumber fobia.
Terapi yang terakhir, yaitu terapi obat, diberikan kepada penderita yang fobianya sampai berdampak pada stres hebat dan enggak bisa mengerjakan psikoterapi.
Dokter biasanya memberikan obat antikecemasan dan obat penenang untuk mengurangi gejala fobia.
Jenis fobia spesifik umumnya dapat diobati dengan terapi paparan dengan sumber fobia secara bertahap.
Sedangkan fobia kompleks perlu kombinasi terapi penyuluhan, psikoterapi, dan terapi perilaku kognitif.
(*)
Baca Juga: Amel Carla Akui Pernah Di-bully Netizen Karena Berisik Sampai Diancam!
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR