Seperti yang diketahui, masker bedah terbuat dari tiga lapisan kain non-woven; lapisan atasnya menggunakan bahan polypropylene spunbond kelas medis.
Baru-baru ini, muncul pernyataan ahli bahwa pemakaian masker bedah di bawah masker kain melindungi sekitar 91% penggunanya dari berbagai partikel.
Katanya, masker bedah dapat bertindak sebagai filter. Sedangkan masker kain memberikan lapisan penyaringan tambahan di atasnya.
Tentu saja, masker wajah terbaik untuk perlindungan jatuh pada tipe N95 yang menyaring udara dengan menarik partikel melalui serat bermuatan listrik.
Ada pula produk masker yang serupa dengan N95 antara lain KN95 dari China, versi FFP1 dan FFP2 dari Eropa, P2 dari Australia-Selandia Baru, KF94 dari Korea, serta DS2 dari Jepang.
Alasan Masker N95 Belum Direkomendasikan
Masker yang lebih baik dapat membantu mengurangi risiko dari varian baru yang lebih menular.
Jadi kalau memungkinkan, ganti penggunaan masker kain ke masker bedah.
Namun, CDC belum merekomendasikan masker N95 untuk masyarakat umum karena masker tersebut masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Di samping itu, ada kekhawatiran beberapa orang enggak bisa menggunakan masker N95 dan berisiko menghambat pernapasan apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: Jangan Lagi Gunakan 6 Jenis Masker Berikut Ini. Enggak Cegah COVID-19!
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR