Ketika perselisihan muncul, emosi akan mendominasi dan pada dasarnya terprogram di semua bagian otak kita dengan cara yang sama.
Enggak ada yang bisa mencegah terjadinya emosi, terutama pada saat adanya konflik dan ancaman.
Namun, seseorang selalu punya pilihan bagaimana menanggapi emosinya.
Beberapa orang akan segera bereaksi dan menuruti dorongan hatinya.
Respons ini sangat mudah menyulut perkelahian dengan pasangan.
Sementara lainnya, memilih berhenti sejenak untuk berpikir sebelum bertindak.
Ini adalah langkah terbaik karena akan memberi lebih banyak kendali atas respons kita.
Tanpa memahami kerja dasar emosi, doi enggak akan memahami kita dengan baik dan dia mungkin malah akan mengkritik perasaan yang kita rasakan atau melakukan reaksi buruk lainnya.
Kita perlu pasangan yang mau mendengarkan tanpa bersikap defensif, atah seenggaknya berusaha untuk melakukannya, dan paham bahwa terkadang enggak selalu harus ada yang diperbaiki dalam sebuah kondisi dan mendengarkan dengan sabar saja sudah cukup.
Menghormati emosi bukan berarti kita perlu menjaga emosi pacar dan mengorbankan emosi diri sendiri, ya! Hal ini malah akan memicu kebencian.
Menghormati emosi pasangan juga bukan berarti membiarkan diri sendiri dilecehkan.
Ini artinya adalah saling memahami ketika salah satu di antara kita dan pacar kesal, serta berusaha membantu sebaik mungkin.
Source | : | Cewek Banget |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | optimization |
KOMENTAR