Selain itu, pelaku juga kerap menanamkan keraguan pada korban yang dimanipulasi agar dia enggak bisa berpikir dengan jernih dalam memutuskan sesuatu.
Korban akan merasa bingung karena kekaburan terhadap persepsinya dengan nilai-nilai tertentu yang sudah ditanamkan oleh pasangannya.
Sebagian besar perilaku manipulatif ini terjadi pada relasi yang enggak setara di dalam suatu hubungan dan kerap menempatkan perempuan sebagai korban.
Baca Juga: Bertahan dalam Hubungan Toxic Bikin Kita Melewatkan 7 Keindahan Ini!
Hal ini dipengaruhi juga oleh persepsi yang enggak setara antara cewek dan cowok, yang sudah bertumbuh lama di tengah masyarakat sehingga membuat cowok menjadi individu yang lebih berkuasa, sementara cewek menjadi individu yang harus selalu memenuhi keinginan cowok.
Meski begitu, laki-laki juga bisa menjadi korban manipulatif, lho!
Pakai kata Cinta
Dalam sebuah hubungan yang enggak sehat, individu yang paling berkuasa dalam suatu hubungan akan menggunakan cinta dan harapan untuk memanipulasi pasangannya.
Setelah keburukannya terungkap, pelaku akan kembali memberikan cinta dan harapan atau janji untuk menutupi perilakunya yang manipulatif.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR