Selanjutnya bangunan tersebut sempat menjadi kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat saat Jakarta masih berada di bawah provinsi tersebut tahun 1925-1942, sebelum menjadi gudang pengumpulan logistik Dai Nippon pada 1942-1945, lalu diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974.
Alun-alunnya yang luas sering banget menjadi tempat masyarakat berkumpul dan berwisata, ditambah lagi terdapat penyewaan sepeda onthel, pedagang berbagai kuliner khas Betawi, hingga bangunan di sekitar kawasan museum yang gaya klasik kolonialnya masih dipertahankan hingga kini.
Selain itu, enggak cuma Museum Fatahillah, terdapat pula sejumlah museum lain di kawasan Kota Tua yang bisa kita kunjungi kalau mau tahu lebih lanjut mengenai sejarah Jakarta dan Indonesia.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-493, Kepoin 13 Nama yang Pernah Disandang Jakarta! (Part 2)
Galangan Kapal VOC
Berlokasi di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, bangunan ini dulunya merupakan kantor pusat kegiatan perusahaan dagang Hindia Belanda, yaitu Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
Logo VOC besar masih terpasang pada bagian sisi gedung dan bangunan ini diduga didirikan pada tahun 1628.
Sesuai namanya, bangunan ini juga pernah menjadi galangan kapal tempat memperbaiki dan menyimpan kapal-kapal besar yang akan berlayar ke perairan terbuka dalam waktu lama.
Kini Galangan Kapal VOC beralihfungsi menjadi Galangan VOC Resto & Cafe yang menyajikan kuliner khas Indonesia dan Tionghoa.
Baca Juga: Rayakan HUT Jakarta dengan Tur Virtual untuk #WaktuBerkualitas, Yuk!
Museum Bahari
Enggak terlalu jauh dari Galangan VOC, terdapat Museum Bahari yang berlokasi tepat di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa.
Pada masa kolonialisme Belanda, gedung museum ini merupakan gudang untuk menyimpan, memilih, dan mengepak berbagai hasil bumi seperti rempah-rempah komoditas VOC untuk dikirim ke Eropa.
Source | : | Sejarah Lengkap,Yayasan Mitra Museum Jakarta |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR