CewekBanget.ID - Pelecehan seksual kini semakin menjadi-jadi.
Bahkan, pelecehan seksual begal payudara kembali marak dilakukan.
Biasanya, korban pelecehan seksual dari begal payudara adalah perempuan yang sedang berjalan dan pelakunya adalah pengendara sepeda motor.
Sudah banyak korban dari pelecehan seksual, sayangnya, kasus ini juga termasuk kasus yang sering terjadi.
Baru-baru ini bahkan ada video yang viral menunjukkan bahwa ada korban pelecehan seksual di jalanan. Pelaku sudah ditangkap dan dipolisikan.
Begal payudara ini sangat sering terjadi selama beberapa tahun terakhir, mulai dari orang biasa hingga jurnalis terkenal Najwa Shihab.
Najwa bercerita melalui laman Instagramnya mengatakan bahwa ia hampir saja menjadi korban pelecehan di ruang terbuka saat sedang berolahraga.
Bukan hanya orang Indonesia yang menjadi korban, bahkan seorang tourist di Jogja pun tertangkap kamera pernah jadi korban begal payudara.
Pelecehan seksual zaman sekarang juga enggak lagi melihat gender, waktu, dan tempat.
Selama ada kesempatan, pelaku enggak segan-segan melaksanakan aksinya ke siapapun, di manapun, dan kapanpun.
Baca Juga: Pelecehan Seksual Terjadi Bukan Karena Pakaian Korban. Cuma Mitos!
Ini sesuai studi yang dilakukan oleh Hollaback! Jakarta pada tahun 2018 terhadap 62 ribu orang, mengatakan bahwa aksi penjahat seksual ini enggak cuma dilakukan di malam hari dan ruang tertutup, melainkan dilakukan di siang hari dan di tempat umum.
Rentannya pelecehan seksual yang ada di luaran membuat khawatir semua orang.
Bahkan, melanjuti studi yang dilakukan Hollaback! Jakarta, 3 dari 5 perempuan pernah menjadi korban.
Enggak sampai di situ saja, ada 1 dari 10 laki-laki pernah menjadi korban pelecehan seksual, lho.
Mirisnya lagi, ada anak yang berusia di bawah umur mengalami pelecehan sebanyak 1 dari 2 korban.
Isu yang mengatakatan bahwa pelecehan seksual ini digawangi oleh pakaian yang terbuka sehingga mengundang hasrat juga ditepis oleh studi yang dilakukan.
Faktanya, 18% korban pelecehan mengenakan rok dan celana panjang, 17% korban pelecehan memakai hijab dan 16% korban memakai baju lengan panjang.
Lalu sebenarnya, apa sih motif pelaku pelecehan seksual?
Motif pelaku pelecehan yang sesungguhnya
Isu yang mengatakan pakaian yang menyebabkan pelecehan, sudah dibantah melalui studi yang dilakukan oleh Hollaback! Jakarta.
Dalam studi tersebut mengatakan banyak orang yang menggunakan pakaian tertutup juga ikut menjadi korban pelecehan seksual.
Salah satu yang menyebabkan pelecehan ini terjadi adalah pelaku merasa memiliki superioritas yang berarti mempunyai keunggulan dan kelebihan atas apa yang dia mau.
Baca Juga: Bukan Salah Korban, Yuk Segera Akhiri Budaya Victim Blaming!
Menurut Laura S. Logan, Fear of Violance and Street Harassement dalam Accountability at The Intersections tahun 2013 menyatakan, hal tersebut membuat pelaku merasa punya wewenang maskulin (masculine entitlement) yang membuat mereka berpikir bahwa melecehkan adalah sifat yang alamiah.
Pelecehan yang pelaku lakukan dianggap sebagai tindakan atau wujud dari ketertarikannya terhadap seksual yang menurut pelaku enggak membahayakan.
Rasa wewenang maskulin yang dirasakan oleh pelaku membentuk sikap peleceh yang pengin mempermalukan, mengontrol, meneror, atau menyerang targetnya.
Walaupun korban pelecehan seksual, khususnya begal payudara jarang ada korban secara fisik (luka), namun tindakan ini bisa mengganggu mental korban.
Naluri masculine entitlement harusnya bisa dikontrol oleh pelaku yang memiliki hasrat.
Karena siapapun bisa punya hasrat seksual, tapi semua orang harus mampu mengendalikannya.
Melecehkan bukanlah hal naluriah yang bisa dimaafkan begitu saja.
Yuk edukasi teman-teman dan lingkungan kita untuk berhenti lakukan pelecehan seksual!
(*)
Source | : | narasi.tv |
Penulis | : | Monika Perangin |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR