Tes GeNose telah dipakai di berbagai tempat, misalnya untuk cek verifikasi paparan COVID-19 sebelum melakukan perjalanan dan diketahui memiliki proses yang cepat, sederhana, serta murah.
Masalahnya, GeNose bisa jadi enggak akurat karena senyawa VOC juga dapat dihasilkan oleh kondisi infeksi dan keganasan.
Hasilnya pun dapat dipengaruhi asap rokok serta konsumsi makanan dan minuman beraroma menyengat.
Selain itu, hasil penelitian terkait GeNose sendiri sampai saat ini belum diterbitkan dan dijui secara luas.
Para ahli belakangan ini juga meminta agar penggunaan GeNose sebagai alat tes status COVID-19 dihentikan sementara akibat lonjakan kasus positif COVID-19 di Indonesia.
Sebelum GeNose, rapid test antigen jadi salah satu syarat untuk memperoleh izin perjalanan, khususnya perjalanan keluar kota.
Tes antigen sendiri bekerja melalui sampel lendir dari dalam hidung atau tenggorokan dengan metode usap (swab).
Dibandingkan PCR, tes antigen tergolong cepat karena hasilnya dapat diperoleh dalam waktu 10-15 menit saja.
Melansir Kompas.com, antigen memiliki sensitivitas maksimal 94% dan spesifisitas lebih dari 97%.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR