CewekBanget.ID - Sebentar lagi kita akan memasuki tahun ajaran baru.
Dalam keadaan pandemi ini, kita mempersiapkan banyak hal untuk kembali bersekolah.
Selain buku-buku, peralatan tulis, alat kebersihan, kita juga harus menyiapkan mental dalam memasuki tahun ajaran baru ini.
Karena banyak sekali yang terjadi belakangan ini, wajar sekali bila kita merasa cemas untuk kembali bersekolah.
Faktanya, kecemasan adalah respons yang sangat normal terhadap peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pindah tempat atau memasuki hal baru dalam kehidupan kita.
Namun, ketika kecemasan yang kita rasakan ini jadi enggak wajar kalau sampai mengganggu aktivitas kita.
Yuk kenali gejala gangguan kecemasan yang bisa muncul.
Baca Juga: Siap-Siap Tahun Ajaran Baru, Ini Pentingnya Sarapan Sebelum Sekolah!
Kekhawatiran yang berlebihan
Salah satu gejala paling umum dari gangguan kecemasan adalah kekhawatiran yang berlebihan.
Mengalami kekhawatiran sangat umum, apalagi untuk kita yang sebentar lagi masuk tahun ajaran baru.
Tapi, ini sudah jadi enggak wajar bila kita selalu merasa khawatir setiap hari seenggaknya selama enam bulan berturut-turut dan sudah sulit untuk dikendalikan.
Gangguan gejala kecemasan dengan merasa khawatir yang parah dan mengganggu, sehingga sulit untuk berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas sehari-hari harus ditangani dengan cepat.
Merasa gelisah
Ketika seseorang merasa cemas, bagian dari sistem saraf simpatik mereka menjadi overdrive.
Hal ini memicu serangkaian efek ke seluruh tubuh, seperti detak jantung yang berdetak lebih cepat, telapak tangan yang berkeringat, tangan yang gemetar, dan mulut yang kering.
Gejala-gejala ini terjadi karena otak kita percaya bahwa kita telah merasakan bahaya dan sedang mempersiapkan tubuh kita untuk bereaksi terhadap ancaman tersebut.
Gejala gelisah ini bisa sampai membuat kita mengalami gangguan pencernaan hingga berdarah. Hal ini meningkatkan detak jantung kita.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan enggak bisa mengurangi kecemasan secepat orang tanpa gangguan kecemasan, yang berarti kita mungkin merasakan efek kecemasan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Olshop di Bawah 50 Ribu Buat Bikin Buku Catatan Sekolah Makin Estetik
Kegelisahan
Kegelisahan adalah gejala umum lain dari gejala kecemasan, terutama pada kita yang masih remaja.
Ketika sedang mengalami kegelisahan, kita sering menggambarkannya sebagai perasaan “gelisah” atau memiliki “dorongan yang enggak nyaman untuk bergerak.”
Satu studi pada 128 remaja yang didiagnosis dengan gangguan kecemasan menemukan bahwa 74% melaporkan kegelisahan sebagai salah satu gejala kecemasan utama mereka.
Sementara kegelisahan enggak terjadi pada semua orang dengan gangguan gejala kecemasan.
Kelelahan
Saat mengalami kecemasan, kita akan lebih mudah lelah.
Hal adalah gejala potensial lain dari gangguan kecemasan umum.
Gejala ini bisa mengejutkan bagi sebagian orang, karena kecemasan umumnya dikaitkan dengan hiperaktif atau gairah yang berlebih.
Penting untuk dicatat bahwa kelelahan juga bisa menjadi tanda depresi atau kondisi medis lainnya, jadi kelelahan saja enggak cukup untuk mendiagnosis gangguan kecemasan.
Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Akan Dimulai, Lakuin Ini Biar Dapet Teman!
Otot tegang
Mengalami ketegangan otot selama seminggu yang diiringi dengan gelaja lainnya bisa menunjukkan bahwa kita mengalami gangguan kecemasan.
Ada kemungkinan bahwa ketegangan otot itu sendiri meningkatkan perasaan cemas, tetapi ada juga kemungkinan bahwa kecemasan menyebabkan peningkatan ketegangan otot.
Mengobati ketegangan otot dengan terapi relaksasi otot telah terbukti mengurangi kekhawatiran pada orang dengan gangguan kecemasan umum.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan itu sama efektifnya dengan terapi perilaku kognitif.
Kesulitan tidur
Gangguan tidur berkaitan erat dengan gangguan kecemasan yang mungkin saja kita alami.
Saat kita susah tidur atau tiba-tiba sering terbangun di tengah malam, ada kemungkinan kita mempunyai gangguan kecemasan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengalami insomnia selama masa remaja dapat dikaitkan dengan mengembangkan kecemasan di masa depan.
Sebuah penelitian yang mengikuti hampir 1.000 anak di atas 20 tahun menemukan bahwa insomnia di masa remaja dikaitkan dengan peningkatan risiko 60% untuk mengembangkan gangguan kecemasan pada usia 26.
Sementara insomnia dan kecemasan sangat terkait, belum jelas apakah insomnia berkontribusi pada kecemasan, jika kecemasan berkontribusi pada insomnia, atau keduanya.
Faktanya adalah ketika gangguan kecemasan yang diobati, insomnia kita juga akan membaik.
Serangan panik
Salah satu jenis gangguan kecemasan yang bisa kita rasakan lainnya adalah gangguan panik.
Serangan panik menghasilkan sensasi ketakutan yang intens dan luar biasa yang bisa melemahkan kita.
Ketakutan ekstrem ini biasanya disertai dengan detak jantung yang cepat, berkeringat, gemetar, sesak napas, dada sesak, dan mual.
Serangan panik bisa terjadi kapan saja, tapi kalau sering terjadi dan enggak terduga, itu mungkin merupakan tanda gangguan panik yang sesungguhnya.
Cara Alami untuk Mengurangi Kecemasan
Ada banyak cara mengurangi gangguan kecemasan yang sedang kita alami.
Misalnya seperti menjaga makan, berolahraga, dan bermeditasi.
Makan sayuran, buah-buahan, daging berkualitas tinggi, ikan, kacang-kacangan dan biji-bijian bisa menurunkan risiko mengembangkan gangguan kecemasan.
Selain itu mengonsumsi probiotik dan makan makanan fermentasi sudah diuji bisa meningkatkan kesehatan mental.
Kita juga harus membatasi makanan dan minuman yang mengandung kafein, karena kafein yang berlebihan bisa memperburuk perasaan cemas terutama kita yang memiliki gangguan kecemasan.
(*)
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Monika Perangin |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR