"Secara harfiah orang bahkan tidak secara fisik saling menyentuh tetapi dengan cepat datang ke wilayah udara yang sama telah melihat perpindahan virus dari satu orang ke orang lain," kata Perdana Menteri seperti dikutip dari abc.net.au.
Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban juga menanggapi dan mengiyakan fenomena tersebut melalui cuitan di twitternya @ProfesorZubairi.
"Makanya pejabat kesehatan Australia mengingatkan bahwa penularan virus tidak lagi butuh waktu hingga 15 menit, tapi dimungkinkan bisa dalam hitungan detik," tulis Zubairi pada utas yang dibuatnya.
Penularan yang secepat itu bisa terjadi karena kemampuan virus bertahan di udara.
Baca Juga: Ini Beda Gejala Varian Alpha, Beta, dan Delta pada Virus Covid-19!
Ahli virologi Universitas Griffith, Lara Herrero, jelaskan momen transmisi yang terekam di CCTV South Wales, virus didapati bisa bertahan di udara untuk waktu cukup lama.
Menyebabkan seseorang lain bisa menghirupnya dan kemudian terinfeksi.
Sehingga memang dengan mudah lonjakan kasus bisa terjadi, karena kekuatan bertahan virus di udara dan mobilitas manusia yang tinggi.
(*)
Penulis | : | Tiara Harum Pramesti |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR