Ada yang salah dari fast fashion
Karena tren terus berganti dan gampang ketinggalan zaman, kita jadi cenderung pengin mengikuti tren dengan cepat pula.
Dengan kata lain, kita jadi kurang bisa merawat baju dan membuangnya lebih cepat, karena sudah lewat tren.
Karena kita buang, maka baju tersebut malah jadi sampah di lingkungan dan membutuhkan waktu hingga 200 tahun untuk terurai, sehingga planet bumi kita ini malah makin tercemar!
Belum lagi penggunaan air, serat mikro, gas-gas rumah kaca, penggundulan hutan, racun juga menjadi concern dari bahaya fast fashion bagi lingkungan, lho.
Selain masalah lingkungan, menurut kampanye Labour Behind The Label, sekitar 80% pekerja garmen adalah perempuan berusia 18-35 tahun yang memiliki anak dan keluarga untuk dinafkahi dan merupakan pencari nafkah utama.
Baca Juga: 3 Warna Baju untuk Semua Warna Kulit Lebih Cerah dan Glowing Alami!
Laporan Labour Behind The Label menemukan bahwa ventilasi dan panas yang buruk, kurangnya akses ke air, kerja berlebihan, dan paparan bahan kimia di pabrik menyebabkan sering pingsan dan kekurangan gizi di kalangan pekerja.
Lebih parah lagi ketika di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang.
Ternyata perempuan yang bekerja di pabrik garmen Inggris empat kali lipat lebih mungkin meninggal karena COVID-19 dibandingkan perempuan yang punya pekerjaan lain.
Source | : | investopedia.com,Euronews,uab.edu,Pebblemag |
Penulis | : | None |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR