CewekBanget.ID - Mungkin kita pernah berpikir, seberapa sering seharusnya kita buang air besar (BAB)?
Beberapa orang dapat BAB setiap hari, tapi di sisi lain, ada pula orang-orang yang mengalami masalah pencernaan dan cuma bisa BAB 2-3 kali dalam seminggu.
Nah, itulah alasan kita harus mengetahui frekuensi ideal buang air besar supaya kita dapat mengenali gejala enggak beres yang mengarah pada risiko masalah pencernaan.
Baca Juga: 3 Kelainan Buang Air Kecil Ini Jadi Tanda Ginjal Kita Bermasalah Lho!
Frekuensi Buang Air Besar
Idealnya, kita buang air besar (BAB) setiap hari karena sistem pencernaan telah menyelesaikan prosesnya saat kita bangun tidur.
Setelah BAB, kita dapat menjalani hari seperti biasa sambil membiarkan sistem pencernaan kembali bekerja agar kita bisa buang air besar lagi pada keesokan harinya.
Tapi kalau kita enggak dapat melakukannya persis seperti itu juga enggak apa-apa, kok!
Secara teori, kita dapat buang air besar sebanyak 1-3 kali per hari atau sekali dalam 3 hari.
Yang penting untuk diperhatikan adalah pola dan frekuensi BAB enggak sampai membuat kita kembung atau menunjukkan gejala lain yang mengindikasikan kalau kita mengalami masalah pencernaan, seperti berikut ini.
Sembelit
Sembelit atau kesulitan BAB dikenal sebagai masalah yang membuat kita hanya dapat buang air kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Selain itu, kotoran yang keluar juga cenderung lebih keras, kering, dan bikin nyeri.
Sembelit bisa terjadi karena kita kekurangan asupan serat, yang sebetulnya dapat meningkatkan kepadatan dan ukuran kotoran sehingga buang air besar jadi lebih mudah.
Selain kekurangan serat, sembelit juga kerap terjadi akibat kita kekurangan cairan, yang dapat memperlancar proses BAB.
Tapi kalau kita mengalami sembelit, kita enggak dianjurkan untuk menghabiskan waktu terlalu lama di toilet demi memaksakan diri untuk BAB ya, girls.
Kalau memang kita kesulitan buang air, tinggalkan toilet sampai kita kembali merasakan dorongan untuk BAB seperti mulas atau sakit perut.
Pasalnya, kalau kita memaksa untuk BAB, kita malah berisiko terkena gangguan kesehatan lainnya.
Diare
Kebalikan dari sembelit, diare adalah masalah pencernaan yang membuat kita terlalu sering BAB, dengan tekstur kotoran yang cenderung lebih cair.
Diare dapat disebabkan oleh virus dan berbagai faktor lainnya.
Diare yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu dikategorikan sebagai diare akut, sementara jika sudah terjadi selama lebih dari 4 minggu, diare dapat disebut kronis.
Diare juga bisa membuat kotoran keluar bersamaan dengan darah, yang merupakan gejala penyakit radang seperti IBS, Crohn, dan ulcerative colitis atau kondisi autoimun yang merusak saluran pencernaan.
Karena diare dapat menyebabkan dehidrasi, pastikan kita selalu minum air yang cukup, mulai dari air mineral hingga kuah makanan atau sport drink.
Baca Juga: Kurang Olahraga? Ini 4 Pertanda yang Bakal Dirasakan Tubuh Kita!
Kotoran Tipis atau Mengambang
Kotoran yang hanya keluar sedikit dan mungkin berbentuk tipis seperti pensil dapat mengindikasikan terhambatnya saluran pencernaan.
Ini mungkin saja terjadi akibat kanker usus besar, yang membuat kotoran sulit keluar akibat hambatan pada usus besar.
Sementara jika kotoran cenderung mengambang di air, tandanya kita memiliki kandungan gas berlebih dalam tubuh.
Kotoran yang mengambang bukan sesuatu yang harus kita khawatirkan, yang penting kita mengonsumsi lebih banyak nutrisi untuk mengurangi kadar gas dalam tubuh.
Baca Juga: Sulit Buang Air Besar? Gunakan Kloset Jongkok dan Lakukan 3 Cara Ini!
Lendir dan Darah
Kalau ada lendir dan darah yang keluar bersamaan dengan kotoran saat BAB, ini sama sekali bukan hal yang normal.
Kotoran yang tampak kehitaman juga merupakan tanda terjadinya pendarahan di saluran gastrointestinal (GI).
Segera konsultasikan hal ini kepada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
(*)
Source | : | The Healthy |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR