Komposisi mata kuliahnya pun berbeda, girls. Untuk S1 akan menitikberatkan pada 60% teori dan 40% praktik.
Sementara vokasi kebalikannya, jalur pendidikan ini akan menitikberatkan pada 40% teori dan 60% praktik.
“Sarjana Terapan (vokasi) kurikulum disusun dengan porsi 60% praktik dan 40% teori. Jadi, kalau karakter calon mahasiswa itu lebih menyenangi hal-hal yang praktis dan dengan porsi teori yang secukupnya. Vokasi jadi pilihan tepat,” ungkap Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, seperti dilansir dari YouTube Tim Dirjen Diksi.
Sementara, buat kita yang lebih menyukai hal-hal analitis, program sarjana jadi pilihan yang tepat, girls.
“Kalau karakternya lebih suka hal-hal yang analitis dan scientific, program sarjana harus jadi pilihan,” lanjutnya.
Dalam program sarjana, mahasiswa dilatih buat mengasah kemampuan riset dan belajar lebih dalam tentang teori dan menganalisis sebuah masalah.
Baca Juga: Amanda Caesa Kuliah Vokasi, Umur 18 Tahun Sudah Jadi Lulusan D3!
Sedangkan pendidikan vokasi akan fokus pada penerapan atau praktik dibanding dengan mempelajari teori, sehingga lulusan vokasi memang dipersiapkan untuk siap terjun ke dunia kerja.
Kalau dilihat dari segi jurusan yang disediakan, umumnya pendidikan vokasi memiliki jurusan yang lebih spesifik dibandingkan sarjana.
“Karena di dalam pendidikan vokasional, itu berbeda dengan pendidikan akademik. Cirinya sebetulnya sederhana, nama prodi-nya (vokasi) sudah berbeda. Yes! lebih spesifik. Spesifik itu identik dengan keahlian,” jelas pak Agus.
Untuk tugas akhir program sarjana, kita bakal menyusun skripsi kemudian sidang sebagai syarat kelulusan.
Sementara kita yang mengambil pendidikan vokasi akan mengikuti program magang atau praktik lapangan dan membuat laporan, sebagai salah satu syarat kelulusan.
Sebagai tambahan informasi, skripsi mewajibkan kita sebagai mahasiswa untuk menggali, menganalisis dan memecahkan masalah berdasarkan teori yang dipelajari.
Kalau tugas akhir vokasi, kita sebagai mahasiswa diwajibkan membuat karya atau memecahkan masalah yang ada sesuai dengan skill yang kita latih selama kuliah.
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR