CewekBanget.ID - Girls, kita masih galau memilih jalur pendidikan tinggi, setelah lulus pendidikan menengah?
Sebenarnya ada beberapa jalur pendidikan di tingkat perguruan tinggi yang bisa jadi pilihan, diantaranya pendidikan tinggi vokasi dan pendidikan tinggi akademik.
Salah satu tim pakar dari perguruan tinggi yang membantu Dirjen Diksi, Agus, menjelaskan bahwa ada tiga jenis pendidikan yang bisa siswa pilih untuk menata karier mereka.
Baca Juga: Apa Itu Program Vokasi? Persiapan Kompetensi untuk Dunia Kerja Nih!
“Pada UU no.12 tahun 2012 di pasal 15 (dijelaskan) ada 3 jenis pendidikan, yaitu pendidikan profesi, pendidikan akademik dan pendidikan vokasi. Untuk anak-anak yang lulus SMA/SMK/MA itu sebetulnya berhak memilih antara pendidikan vokasi atau pendidikan akademik,” jelas Pak Agus ketika diwawancarai oleh tim CewekBanget.ID saat kegiatan bimbingan teknis untuk Penyelenggaraan Program Diploma Dua Jalur Cepat di Bekasi, (22/11/2021).
Pendidikan tinggi vokasi yang umumnya dikenal dengan istilah “vokasi,” dan pendidikan tinggi akademik yang umumnya kita sebut “sarjana.”
Yup! Kedua jenjang pendidikan tinggi ini pun memiliki beberapa perbedaan yang sebaiknya kita pahami, biar enggak bingung dan salah pilih.
Penasaran apa saja perbedaan antara vokasi dan sarjana?
Tak kenal maka tak sayang, yuk kita sama-sama kepoin deretan perbedaan vokasi dan sarjana yang berhasil CewekBanget.ID rangkum!
Waktu tempuh pendidikan
Pertama, yang cukup membedakan adalah waktu tempuh pendidikannya, girls.
Untuk pendidikan tinggi akademik, pada program Strata 1 (S1) ada 8 semester yang perlu ditempuh, kita umumnya membutuhkan waktu minimal 3,5 tahun untuk menyelesaikan pendidikannya.
Sementara itu, pendidikan tinggi vokasi ditempuh berdasarkan tingkatan jenjang yang kita pilih.
Ada 4 pilihan jenjang di pendidikan tinggi vokasi, mulai dari jenjang Diploma I (D1) hingga jenjang Diploma IV (D4).
Jenjang Diploma I atau Ahli Pratama bisa kita selesaikan dengan waktu pendidikan 1 tahun.
Ada juga jenjang Diploma II atau Ahli Muda yang bisa kita selesaikan selama 2 tahun.
Selanjutnya, ada jenjang Diploma III atau Ahli Madya, dengan lama pendidikan program ini selama 3 tahun.
Terakhir ada jenjang Sarjana Terapan atau disebut juga Diploma IV, yang kita tempuh selama 4 tahun.
Baca Juga: Rencana Dimulai Tahun 2022, Kenalan Sama Program D2 Jalur Cepat, Yuk!
Kurikulum, fokus pembelajaran dan program studi
Tentunya vokasi dan sarjana punya perbedaan dalam kurikulum perkuliahannya dan fokus pembelajarannya.
Umumnya, pendidikan tinggi akademik atau sarjana memiliki paling sedikitnya 144 SKS, hingga sekitar 160 SKS.
Sementara SKS pendidikan vokasi tergantung dari jenjang pendidikan yang diambil.
Untuk jenjang D1 sekitar 32 SKS, D2 sebanyak 64 SKS, jenjang D3 sebanyak 112 SKS dan jenjang D4 sebanyak 144 SKS.
Komposisi mata kuliahnya pun berbeda, girls. Untuk S1 akan menitikberatkan pada 60% teori dan 40% praktik.
Sementara vokasi kebalikannya, jalur pendidikan ini akan menitikberatkan pada 40% teori dan 60% praktik.
“Sarjana Terapan (vokasi) kurikulum disusun dengan porsi 60% praktik dan 40% teori. Jadi, kalau karakter calon mahasiswa itu lebih menyenangi hal-hal yang praktis dan dengan porsi teori yang secukupnya. Vokasi jadi pilihan tepat,” ungkap Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, seperti dilansir dari YouTube Tim Dirjen Diksi.
Sementara, buat kita yang lebih menyukai hal-hal analitis, program sarjana jadi pilihan yang tepat, girls.
“Kalau karakternya lebih suka hal-hal yang analitis dan scientific, program sarjana harus jadi pilihan,” lanjutnya.
Dalam program sarjana, mahasiswa dilatih buat mengasah kemampuan riset dan belajar lebih dalam tentang teori dan menganalisis sebuah masalah.
Baca Juga: Amanda Caesa Kuliah Vokasi, Umur 18 Tahun Sudah Jadi Lulusan D3!
Sedangkan pendidikan vokasi akan fokus pada penerapan atau praktik dibanding dengan mempelajari teori, sehingga lulusan vokasi memang dipersiapkan untuk siap terjun ke dunia kerja.
Kalau dilihat dari segi jurusan yang disediakan, umumnya pendidikan vokasi memiliki jurusan yang lebih spesifik dibandingkan sarjana.
“Karena di dalam pendidikan vokasional, itu berbeda dengan pendidikan akademik. Cirinya sebetulnya sederhana, nama prodi-nya (vokasi) sudah berbeda. Yes! lebih spesifik. Spesifik itu identik dengan keahlian,” jelas pak Agus.
Untuk tugas akhir program sarjana, kita bakal menyusun skripsi kemudian sidang sebagai syarat kelulusan.
Sementara kita yang mengambil pendidikan vokasi akan mengikuti program magang atau praktik lapangan dan membuat laporan, sebagai salah satu syarat kelulusan.
Sebagai tambahan informasi, skripsi mewajibkan kita sebagai mahasiswa untuk menggali, menganalisis dan memecahkan masalah berdasarkan teori yang dipelajari.
Kalau tugas akhir vokasi, kita sebagai mahasiswa diwajibkan membuat karya atau memecahkan masalah yang ada sesuai dengan skill yang kita latih selama kuliah.
Gelar yang diraih
Perbedaan selanjutnya ada pada gelar yang kita dapatkan setelah lulus, girls.
Untuk pendidikan sarjana, kita akan mendapatkan gelar Sarjana sesuai dengan program studi yang kita ambil.
Misalnya kita mengambil program studi teknik, maka gelar yang akan kita dapatkan adalah Sarjana Teknik atau disingkat S.T.
Sementara itu, kalau kita mengambil pendidikan vokasi, gelar yang kita dapat tergantung jenjang yang kita ambil.
Untuk jenjang D1 kita akan mendapatkan gelar ahli pratama atau yang disingkat A.P. Contohnya, Ahli Pratama Komputer ditulis A.P.Kom.
Gelar untuk lulusan D2, disingkat A.Ma. yang berarti profesional ahli muda. Misalnya Ahli Muda Perpustakaan ditulis A.Ma.Pust.
Gelar untuk lulusan D3 disingkat A.Md. yang berarti profesional ahli madya. Contohnya, Ahli Madya Akuntansi ditulis dengan A.Md.Akun atau Ahli Madya Kesehatan Gigi ditulis A.Md.K.G.
Terakhir, gelar untuk lulusan D4 adalah Sarjana Terapan atau ditulis dengan S.Tr.
Misalnya, Sarjana Terapan Teknik ditulis S.Tr.T atau Sarjana Terapan Keperawatan atau S.Tr.Kep.
Baca Juga: Apresiasi Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek Gelar DUDI Awards 2021
Prospek kerja
Sebenarnya, baik sarjana maupun vokasi sama-sama memiliki peluang yang sama dan prospek menjanjikan kedepannya.
Punya kedudukan yang setara, keduanya hanya berbeda secara penekanan kerjanya,
Misalnya, lulusan S1 (sarjana) biasanya lebih sering berada di bagian manajemen strategis, karena memiliki wawasan teori dan analisis yang baik sehingga diharapkan bisa merancang rencana strategis.
Sementara itu, lulusan D4 (vokasi) lebih sering berada di jabatan supervisor atau manager lapangan, karena kemampuan praktisnya dan wawasan tentang kerja lapangan yang lebih mumpuni.
Nilai plus lain dari lulusan vokasi adalah, keahlian bekerja yang sudah sesuai minat dan spesifik.
Jadi perusahaan juga enggak perlu repot lagi menyaring skill dari calon karyawannya.
Berada di bawah naungan direktorat yang berbeda
Terakhir, yang juga perlu kita pahami adalah bahwa pendidikan tinggi akademik dan pendidikan tinggi vokasi berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, namun berada di direktorat yang berbeda.
Pendidikan tinggi akademik berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atau Ditjen Dikti.
Ditjen Dikti berperan mengatur pelaksanaan kebijakan di bidang pembelajaran, kemahasiswaan, kelembagaan dan sumber daya pendidikan tinggi akademik.
Termasuk juga mengatur pemberian izin penyelenggaraan perguruan tinggi swasta, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan tinggi akademik.
Dilansir dari laman dikti.kemdikbud.go.id, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memiliki struktur organisasi sebagai berikut, dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, kemudian di bawahnya terdapat Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktur Kelembagaan dan Direktur Sumber Daya.
Saat ini, Dikti dipimpin oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi sejak 21 Juli 2020 dan per agustus 2021, beliau ditunjuk sebagai Plt. Dirjen Diktiristek.
Baca Juga: Wajib Coba, 3 Website Gratis untuk Mengasah Skill Desain Grafis!
Sementara itu, pendidikan tinggi vokasi berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi atau Ditjen Diksi.
Ditjen Pendidikan Vokasi saat ini dipimpin oleh Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.
Dilansir dari laman vokasi.kemdikbud.go.id, Ditjen Pendidikan Vokasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pendidikan vokasi serta pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
Fyi, Ditjen Diksi terdiri dari 6 unit, yakni Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, serta Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi.
Itu dia beberapa perbedaan sarjana dan vokasi biar kita lebih paham dan enggak bingung lagi.
Setelah mengetahui perbedaan keduanya, semoga kita bisa lebih mudah untuk memilih akan melanjutkan pendidikan ke jalur vokasi atau akademik, ya.
Yup, pastikan untuk memilih sesuai passion dan goals kita, girls!
Masih banyak pembahasan lainnya seputar vokasi di website CewekBanget.ID, lho.
So.. tungguin terus biar enggak kelewatan, ya!
(*)
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR