Tapi kalau tujuan kita berubah dan kita langsung merasa enggak puas saat sudah mencapai target, ini bisa menjadi tanda-tanda kalau kita adalah seorang perfeksionis.
Perfeksionisme membuat kita mengukur nilai diri berdasarkan kemampuan kita untuk mencapai tujuan dengan persis sesuai yang diinginkan, atau melakukan segalanya dengan benar dan sempurna.
Enggak Selalu Buruk
Eh, tapi apakah perfeksionisme selalu merupakan hal yang buruk dan harus diwaspadai?
Sebenarnya, menjadi seorang perfeksionis dapat membuat kita lebih siap menetapkan tujuan yang jelas dan tepat, serta membuka peluang bagi kita untuk jadi lebih kreatif dalam mencapai tujuan tersebut.
Jadi perfeksionisme bisa berupa suatu dorongan yang sehat apabila dilakukan dengan benar.
Baca Juga: People Pleaser & 4 Tipe Perfeksionis Lainnya. Kamu yang Mana?
Tapi sifat ini bisa jadi masalah juga apabila kita terlalu fokus menghindari kegagalan dengan berbagai cara.
Masalahnya, kalau tujuan kita bergeser jadi upaya untuk enggak melakukan kesalahan sekecil apapun, kita akan cenderung menyalahkan diri kita sendiri dan mengukur nilai diri kita serendah mungkin ketika kita gagal atau enggak mencapai tingkat kesempurnaan tertentu.
Akhirnya kita jadi begitu terbatas dalam kehidupan sehari-hari.
Bahaya Perfeksionisme
Source | : | The Healthy |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR