:blur(7):quality(50)/photo/2020/07/22/722389233.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2021/07/05/chocolate-kiss-1_800xjpg-20210705055806.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2019/08/19/2893628050.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2023/12/24/young-woman-showing-glass-with-f-20231224070726.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2021/08/09/shutterstock_1543602944-1jpg-20210809123851.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2023/08/22/shutterstock_1606620310_slidejp-20230822100250.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2023/10/12/luckycrushjpg-20231012101329.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2023/10/24/popjpg-20231024091457.jpg)
Tapi hal ini juga akan menjadi buruk jika pertengkaran terjadi hanya untuk jadi ajang pembuktian siapa yang benar dan salah dalam suatu masalah.
Padahal seharusnya kita dandoisama-sama memikirkan cara untuk menyelesaikan persoalan.
Sibuk Masing-Masing
Kita dandoisih, tampaknya sedang bareng-bareng di kafe atau rumah.
Eh, tapi kita berdua malah memiliki kesibukan masing-masing dan enggak menganggap kehadiran satu sama lain, nih!
Yakin nih, kita masih satu frekuensi dengandoidan selama ini kita sedang bersama dengan orang yang tepat?
Tentu kita dan pacar punya kesibukan masing-masing, tapi mestinya hal ini enggak terjadi bahkan saat kita berdua sedang kencan dan seharusnya menghabiskan waktu berdua, ya.
Baca Juga: Ashira Zamita: Red Flag dalam Pacaran Hingga Enggak Punya Tipe Cowok
(*)
