CewekBanget.ID - Melewati masa-masa traumatis enggak pernah mudah dan bisa jadi sangat sulit bagi sebagian orang.
Kalau kita memahami hal ini, kita juga tentu akan lebih bersimpati ketika teman atau orang terdekat kita mengalami hal tersebut.
Berikut ini hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai pendamping yang baik saat teman sedang berusaha memulihkan diri dari situasi traumatis.
Cari Tahu Hal yang Sedang Dilalui
Pertama-tama, kita jangan sok tahu dan bersedialah untuk mencari tahu terlebih dulu tentang trauma yang sedang dialami teman kita.
Ini enggak perlu ia ketahui, kok; sikap ini lebih merupakan bukti bahwa kita sungguh-sungguh pengin memahami kondisi doi dan menunjukkan bahwa kita memang peduli terhadap dirinya.
Kita bisa mendapatkan informasi dari referensi bacaan, video, podcast, hingga bertanya langsung pada ahlinya.
Merasa hal itu berlebihan? Ingat lagi, teman kita pantas mendapatkan yang terbaik, dan hal sesimpel mencari tahu kondisinya adalah sesuatu yang enggak seberapa baginya.
Seenggaknya kita berusaha untuk berempati dengan dirinya dan lebih berhati-hati agar enggak menyinggung teman kita dan trauma yang dialaminya.
Baca Juga: Cut Meyriska Masih Trauma Tsunami Aceh 2004, Diajak Diving Sampai Pucat!
Cek Kondisi, Tapi Jangan Ungkit Traumanya
Mengecek kondisi teman setelah mengalami trauma adalah hal yang bagus.
Pastinya semua orang akan mengapresiasi segala bentuk kepedulian dan perhatian terhadap dirinya.
Tapi perhatikan juga cara kita menunjukkan kepedulian tersebut, ya.
Mungkin teman kita belum siap kalau langsung ditodong pertanyaan mengenai perasaan takut atau sakit yang dialaminya.
Karena itu, cobalah untuk bertanya atau mengatakan hal-hal sederhana yang menenangkan.
Yang penting, ia tahu kalau kita peduli dan akan berada di sana untuk mendampinginya melewati masa-masa sulit.
Kalau sudah siap, doi pasti akan membuka diri dan berani membahas trauma yang dialaminya kepada kita, kok.
Baca Juga: Idgitaf Trauma Ditinggal, Kini Selalu Beri Jarak Saat Berteman
Hati-Hati Berbagi di Medsos
Kita mungkin mengurus sendiri akun media sosial kita.
Tapi ini enggak berarti kita bisa mengunggah dan membagikan macam-macam hal di sana tanpa memikirkan orang lain.
Apa lagi kalau hal yang kita bagikan berpotensi memicu kembalinya trauma yang dirasakan teman kita.
Makanya, dengan mengetahui apa saja hal yang dapat memancing trauma doi, kita bisa menyaring berbagai unggahan kita di media sosial dan memastikan doi enggak melihatnya.
Akui Perasaan Teman
Mengakui perasaan teman bukan hanya berlaku dengan kita yang menanyakan keadaan doi dan memperjelas kalau ia boleh merasa seperti saat ini.
Kita mungkin sudah memberitahunya kalau emosi dan perasaannya valid.
Tapi kita juga bisa memberikan ruang bagi teman kita untuk memperluas perspektif agar ia dapat menyadari berbagai perasaan yang melandanya serta mencari solusi begitu perasaan tersebut mereda.
Tentu saja hal ini enggak perlu diungkapkan secara langsung.
Tapi kalau kita mengenal teman kita dengan baik, kita akan dengan mudah memastikan hal ini terjadi.
Konsisten dan Dampingi
Mendampingi teman setelah mengalami trauma adalah hal yang baik dan mulia.
Tapi pastikan kita bisa konsisten melakukannya.
Yakinkan dia bahwa kita akan selalu ada untuk mendengarkannya dan, seandainya kita enggak tahu harus menjawab apa atau memberi tips seperti apa, pastikan ia tahu.
Yang terpenting adalah mengutamakan fakta bahwa teman kita membutuhkan seseorang yang mampu menemaninya melewati masa-masa yang sulit dan penuh tekanan.
Saat doi berhasil melalui traumanya, kita juga tentu akan merasa lebih lega.
Baca Juga: Fuji An Trauma Toxic Relationship, Penginnya Dapat Cowok yang Bucin
(*)
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR