Misalnya, ketika membaca berita tentang peperangan di negara lain, kita otomatis bersyukur bahwa kita dapat hidup lebih tenang di sini.
Kita mungkin menyayangkan hal yang terjadi di tempat lain sekaligus meyakinkan diri bahwa hal yang sama enggak akan terjadi pada diri kita.
Menyiapkan Diri
Beberapa orang cenderung mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk dengan cara doomscrolling.
Mempersiapkan diri kerap membuat kita merasa lebih sanggup untuk menghadapi situasi enggak terduga dan mengancam, misalnya bagaimana kita telah mengatur tas berisi peralatan darurat dan dokumen penting untuk mengantisipasi bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.
Selain itu, mengetahui bahwa kita telah menyiapkan diri sebelum orang lain bisa jadi membuat kita merasa lebih lega.
Merasa Melakukan Sesuatu
Saat mendengar berita buruk, biasanya muncul opini dan rasa simpati terhadap orang-orang dan lingkungan yang terdampak.
Meski demikian, kita enggak dapat memberikan bantuan sewaktu-waktu karena keterbatasan akses maupun rasa takut, dan ini membuat kita merasa enggak berdaya atau enggak berguna.
Nah, doomscrolling mungkin memberikan sensasi seakan-akan kita seenggaknya melakukan sesuatu terkait isu yang sedang terjadi.
Kita dilanda ilusi aksi tanpa merasa perlu bertanggungjawab atas rasa takut dan keluar dari zona nyaman kita untuk betul-betul melakukan sesuatu.
FOMO
Salah satu alasan doomscrolling paling umum adalah fear of missing out atau FOMO, alias ketakutan bahwa kita jadi orang paling enggak up-to-date.
Karena kita enggak mau ketinggalan informasi terbaru, kita jadi merelakan diri untuk terpapar berita-berita buruk dan mencekam.
Sisi negatifnya adalah kita enggak betul-betul peduli terhadap isu yang sedang terjadi; kita hanya mencari tahu tentang hal tersebut hanya karena pengin berbaur dengan orang lain yang memahaminya.
Selain itu, doomscrolling akibat FOMO dapat membuat kita rentan tertekan, cemas, hingga depresi karena kita enggak betul-betul siap dengan apa yang akan kita dapatkan dari hasil scrolling media sosial ini.
Baca Juga: Cara Membangun Personal Branding yang Kuat Lewat Media Sosial
(*)
Source | : | The Healthy |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR