Setelah itu, neurotransmitter dopamin yang membuat kita merasa lebih baik pun memberikan tanda jangka pendek bahwa yang kita alami adalah sesuatu yang positif.
Makanya, kita jadi ketagihan untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis yang mengandung gula lagi.
Inilah yang membuat kita sering terdorong untuk terus ngemil, bahkan ketika kita sudah kenyang.
Sayangnya, kecanduan gula akan membuat otak mengalami penurunan neuroplastisitas atau kapasitas fungsi otak.
Kita bakal merasakan dampaknya terutama pada kemampuan belajar dan mengingat.
Selain itu, rupanya konsumsi gula berlebih juga akan membuat volume otak rata-rata kita lebih rendah ketimbang orang lain yang enggak terlalu banyak menyantap gula, khususnya pada bagian hippocampus.
Seiring berjalannya waktu, efek ini juga akan mempengaruhi kemampuan kita dalam mengambil keputusan hingga memberika penilaian, perhatian, dan bahasa yang baik.
Baca Juga: Hailey Bieber Alami Penggumpalan Darah di Otak, Waspadai Gejalanya!
Kita juga mungkin sudah sering mendengar efek sugar rush yang ditimbulkan oleh makanan dan minuman tinggi gula dan menyebabkan mood kita melonjak sebentar sebelum kemudian anjlok.
Ini dapat mengarah pada kecemasan hingga depresi.
Dampak Berhenti Konsumsi Gula
Jadi, kapan kita harus mengurangi atau berhenti mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula?
Source | : | The Healthy |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR