CewekBanget.ID - Siapa yang sering meniup makanan yang masih panas sebelum akhirnya disuap ke dalam mulut?
Mungkin kebanyakan dari kita udah pernah mendengar kalau sebenarnya kebiasaan yang satu ini memang enggak disarankan.
Bukan tanpa alasan, meniup makanan yang masih panas memang bisa mendatangkan beberapa bahaya berikut ini!
Termasuk menyebarkan bakteri dan kuman!
Baca Juga: Ketahui Bahaya Angin Duduk Buat Kesehatan, Nyawa Taruhannya!
1. Menyebarkan virus dan bakteri
Saat kita meniup makanan panas, virus dan bakteri yang berasal dari mulut kita akan menempel pada makanan atau minuman, dan ini akan membuatnya terkontaminasi.
Enggak kebayang kan akan ada berapa banyak virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh?
Belum lagi kalau kita meniupkan makanan yang masih panas untuk orang lain konsumsi misalnya adik kita yang masih kecil.
Ini sama aja menyebarkan virus dan bakteri ke orang lain!
2. Gangguan lambung
Penyakit lain yang ditimbulkan karena meniup makanan adalah gangguan lambung.
Bakteri yang berpindah dari mulut ke makanan bisa masuk ke dalam perut dan menimbulkan gangguan pada lambung.
3. Bisa sebabkan penyakit jantung
Saat meniup makanan, H2O dan karbondioksida (CO2) akan keluar dari mulut dan berubah menjadi asam karbonat.
Asam karbonat ini merupakan zat senyawa kimia yang ternyata bisa menimbulkan penyakit jantung!
4. Batu ginjal
Kalau makanan yang mengandung kalium oksida bertemu karbon dioksida, maka kalium oksida itu akan menjadi batu kapur.
Endapan batu kapur yang terlalu banyak bisa menyebabkan batu ginjal. Enggak mau, kan?
Nah, itu tadi beberapa bahaya yang disebabkan dari kebiasaan meniup makanan yang masih panas.
Mulai sekarang sebisa mungkin hindari kebiasaan ini demi kesehatan kita ya, girls!
Baca Juga: 5 Bahaya Terlalu Sering Makan Sushi, Salah Satunya Keracunan Merkuri!
(*)
Baca Juga: Jangan Kebanyakan Makan Wortel! Waspada 4 Bahaya Ini Buat Kesehatan!
Cantik yang Berkesadaran, ParagonCorp Ajak Beauty Enthusiast Terapkan Conscious Beauty Lewat Beauty Science Tech 2024
Source | : | Nova.id |
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR