Dalam sebuah hubungan yang enggak sehat, individu yang paling berkuasa dalam suatu hubungan akan menggunakan cinta dan harapan untuk memanipulasi pasangannya.
Setelah keburukannya terungkap, pelaku akan kembali memberikan cinta dan harapan atau janji untuk menutupi perilakunya yang manipulatif.
Kesulitan Keluar Dari Hubungan Manipulatif
Selain yang telah disebutkan, kadang pelaku memiliki abandonment issue atau masalah pengabaian karena kurang diperhatikan oleh keluarganya.
Alasan tersebut yang sering kali menjadi cara seseorang untuk membuat pacarnya merasa iba dan sulit meninggalkan hubungan yang toxic tersebut.
Meski kadang dikenal sangat baik dan menyenangkan, tapi saat kita sedang berdua, pelaku akan berubah menjadi obsesif, kasar, dan suka merendahkan.
Sifat-sifat tersebut juga bisa membuat kita susah bertemu teman-teman atau orang yang bisa kita percaya, sehingga kita kesulitan untuk keluar dari hubungan tersebut.
Makanya, orang-orang yang terjebak di dalam hubungan yang manipulatif harus segera meminta pertolongan, entah pada keluarga, teman-teman, atau psikolog.
Jika kita merasa enggak nyaman untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh pasangan, sebaiknya langsung kita tolak.
Sebab, perilaku manipulatif akan muncul ketika salah satu pihak ada yang terpaksa melakukan sesuatu hal, artinya enggak konsensual atau kesepakatan bersama.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR