CewekBanget.ID - Hubungan yang manipulatif termasuk dalam toxic relationship.
Korban dari hubungan manipulatif bisa enggak sadar kalau selama ini dia 'dibohongi' oleh pacarnya.
Begitu juga pelaku yang sebenarnya ada maksud tertentu melakukan hubungan manipulatif ke pacarnya.
Hubungan Manipulatif
Korban dari perilaku manipulatif biasanya sulit menolak permintaan pelaku karena adanya tekanan fisik maupun psikis.
Selain itu, pelaku juga kerap menanamkan keraguan pada korban yang dimanipulasi agar dia enggak bisa berpikir dengan jernih dalam memutuskan sesuatu.
Korban akan merasa bingung karena kekaburan terhadap persepsinya dengan nilai-nilai tertentu yang sudah ditanamkan oleh pasangannya.
Sebagian besar perilaku manipulatif ini terjadi pada relasi yang enggak setara di dalam suatu hubungan dan kerap menempatkan perempuan sebagai korban.
Hal ini dipengaruhi juga oleh persepsi yang enggak setara antara cewek dan cowok, yang sudah bertumbuh lama di tengah masyarakat.
Sehingga membuat cowok menjadi individu yang lebih berkuasa, sementara cewek menjadi individu yang harus selalu memenuhi keinginan cowok.
Meski begitu, cowok juga bisa menjadi korban manipulatif, lho! Jadi sebenarnya hubungan manipulatif ini enggak selalu berkaitan dengan gender.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini 5 Tanda Pacar Kita Manipulatif dan Toxic!
Dalam sebuah hubungan yang enggak sehat, individu yang paling berkuasa dalam suatu hubungan akan menggunakan cinta dan harapan untuk memanipulasi pasangannya.
Setelah keburukannya terungkap, pelaku akan kembali memberikan cinta dan harapan atau janji untuk menutupi perilakunya yang manipulatif.
Kesulitan Keluar Dari Hubungan Manipulatif
Selain yang telah disebutkan, kadang pelaku memiliki abandonment issue atau masalah pengabaian karena kurang diperhatikan oleh keluarganya.
Alasan tersebut yang sering kali menjadi cara seseorang untuk membuat pacarnya merasa iba dan sulit meninggalkan hubungan yang toxic tersebut.
Meski kadang dikenal sangat baik dan menyenangkan, tapi saat kita sedang berdua, pelaku akan berubah menjadi obsesif, kasar, dan suka merendahkan.
Sifat-sifat tersebut juga bisa membuat kita susah bertemu teman-teman atau orang yang bisa kita percaya, sehingga kita kesulitan untuk keluar dari hubungan tersebut.
Makanya, orang-orang yang terjebak di dalam hubungan yang manipulatif harus segera meminta pertolongan, entah pada keluarga, teman-teman, atau psikolog.
Jika kita merasa enggak nyaman untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh pasangan, sebaiknya langsung kita tolak.
Sebab, perilaku manipulatif akan muncul ketika salah satu pihak ada yang terpaksa melakukan sesuatu hal, artinya enggak konsensual atau kesepakatan bersama.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR