CewekBanget.ID - Kita termasuk sering berkeringat, bahkan saat enggak sedang melakukan aktivitas fisik yang intens?
Sebetulnya enggak ada yang salah dari berkeringat, karena hal itu normal sebagai bentuk penyesuaian agar sistem regulasi tubuh berjalan lancar.
Tapi kalau enggak sedang beraktivitas berat saja keringat kita bercucuran, normal enggak ya kira-kira?
Yang harus diketahui, keringat bisa menjadi indikator kesehatan tubuh kita.
Maka kita perlu mengenali jenis-jenis keringat berdasarkan faktor penyebabnya.
Setelah itu, baru kita bisa memahami apakah keringat terus-menerus adalah hal yang wajar atau enggak.
Ekrin (Keringat Biasa)
Kalau kita berkeringat saat aktif bergerak, atau ketika berada di tengah musim dan suhu panas, ini adalah hal yang wajar.
Inilah yang disebut sebagai ekrin atau keringat biasa.
Keringat ekrin biasanya encer dan enggak berbau.
Ekrin berfungsi untuk menyeimbangkan suhu tubuh, sehingga kita enggak merasa kepanasan atau kedinginan.
Baca Juga: 3 Penyebab Badan Gampang Berkeringat, Bisa Jadi Ada Masalah Kesehatan!
Apokrin (Keringat Stres)
Eits, sudah tahu kalau stres juga bisa memicu keringat?
Yup, beda dari ekrin, keringat akibat stres disebut sebagai apokrin.
Teksturnya pun berbeda, yaitu lebih kental dan mengandung lemak.
Biasanya, keringat apokrin diproduksi saat stres dan berasal dari akar rambut tubuh, seperti kulit, kepala, dan pangkal paha.
Aroma Enggak Sedap Pada Keringat
Kita mungkin belum tahu nih, kalau umumnya keringat justru enggak mengeluarkan aroma apa pun.
Tapi jika kita mencium bau enggak sedap, mungkin itu adalah efek kontak antara keringat dan bakteri di kulit.
Bakteri di kulit memakan partikel organik dalam keringat dan mengeluarkan gas pencernaan, sehingga memicu bau busuk.
Nah, bakteri apokrin yang bersentuhan dengan bakteri kulit tentu akan menimbulkan aroma busuk yang semakin parah, sebagai bagian respon ekstrem tubuh terhadap stres.
Baca Juga: Baju Olahraga Bau Apek Akibat Keringat? Atasi dengan Bahan Dapur Ini!
Intensitas Keringat
Intensitas atau jumlah keringat yang diproduksi seseorang tentu berbeda-beda, karena kembali lagi pada kondisi tubuh dan situasi yang dihadapi orang tersebut.
Tapi memang ada istilah untuk produksi keringat berlebih pada seseorang, yaitu hiperhidrosis.
Melansir Healthline, hiperhidrosis dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti gula darah rendah dan gangguan sistem saraf atau tiroid.
Keluarnya keringat yang terlalu berlebihan juga bisa mengindikasikan masalah medis yang serius, seperti serangan jantung.
Selain itu, hiperhidrosis kerap terkait dengan masalah metabolisme seperti diabetes, kondisi tiroid, hingga kanker.
Kebalikannya, ada kondisi yang disebut sebagai anhidrosis, yaitu ketika seseorang hanya mampu memproduksi keringat terlalu sedikit.
Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti luka bakar, dehidrasi, dan beberapa gangguan saraf dan kulit.
Kita sebaiknya enggak asal mendiagnosa kondisi diri, jadi apabila hal ini mengkhawatirkan kita, enggak ada salahnya berkonsultasi ke dokter, kok.
Baca Juga: Telapak Tangan Sering Berkeringat? Kenali 6 Hal yang Jadi Penyebabnya!
(*)
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR