CewekBanget.ID - Girls, kamu tahu apa itu ekonomi perawatan?
Mungkin kalau istilah dari ekonomi perawatan sendiri cukup asing yaa bagi sebagian dari kita.
Tapi sebagai cewek yang #6eYourSelf bareng CewekBanget.ID, kita harus paham nih apa itu ekonomi perawatan dan kaitannya dengan perempuan.
Yuk disimak penjelasan di bawah ini, girls!
Apa itu kerja perawatan?
Care work atau kerja perawatan adalah produksi dan konsumsi barang atau jasa yang dibutuhkan oleh fisik, sosial, kesejahteraan mental dan emosional untuk orang/kelompok yang membutuhkannya, melansir UN Women (2018) via Magdalene.co.
Kerja perawatan ini bisa berupa profesi ibu rumah tangga, asisten rumah tangga, guru, perawat, supir, dan masih banyak lagi yang memberikan jasa perawatan.
Ibu rumah tangga merawat anak-anak di rumah, membersihkan rumah, dan lain sebagainya.
Begitu juga guru yang berperan merawat dan mendidik anak-anak ketika mereka di sekolah.
Nah, apakah ibu rumah tangga mendapatkan 'gaji' dari profesinya ini?
Lalu apakah semua guru sudah mendapatkan gaji yang layak?
Baca Juga: Ini 10 Pekerjaan yang Enggak Bisa Digantikan oleh Teknologi AI
Padahal peran ibu rumah tangga, guru, dan pekerja perawatan lainnya sangat penting dalam mengembangkan karakter hingga pengetahuan seorang anak.
Tentunya jasa yang diberikan oleh para pekerja perawatan ini sangat penting dalam dunia ekonomi.
Kerja perawatan enggak dinilai produktif
Kita setuju ya kalau dalam kehidupan kita sangat bergantung dengan jasa kerja perawatan ini.
Namun melansir magdalene.co, ternyata kerja perawatan ini sering enggak dinilai sebagai kerja produktif yang berkontribusi pada ekonomi, berdasarkan Jurnal Perempuan edisi 99.
Banyak juga kerja perawatan yang diserahkan ke dalam ranah rumah tangga yang KEBANYAKAN dilimpahkan ke perempuan, maka muncul lah profesi ibu rumah tangga tadi.
Di mana ibu rumah tangga melakukan semua pekerjaan dalam rumah, mulai masak, cuci, nyapu ngepel, dan lain sebagainya dengan gratis.
Yup, ini adalah buntut dari pandangan kerja perawatan di rumah itu tugasnya ibu rumah tangga yang enggak diakui, enggak berbayar, sukarela, overtime, hingga mungkin ada yang enggak dapat dukungan sama sekali.
Selain ibu rumah tangga, banyak juga dari kerja perawatan lainnya yang 'sukarela.'
Seperti merawat lansia, ngajar les ke anak sekolah, antar jemput keluarga atau tetangga bahkan, dan lain sebagainya.
Adapun yang dibayar namun juga ternyata dapat gaji yang kecil dalam artian mungkin enggak layak.
Baca Juga: 5 Tips Biar Makin Bisa #6eYourSelf di Tahun Ajaran Baru. Semangat!
Apa hubungannya dengan perempuan?
Menurut data International Labour Organization, pekerja perawatan tahun 2018 mencapai 381 juta dengan 249 juta di antaranya perempuan.
Mayoritas pekerja perawatan adalah perempuan yang mana memang perempuan dianggap lebih cekatan dalam bidang ini.
Tapi apakah pekerjaan di bidang ini menjanjikan?
Sebenarnya iya, namun sayangnya saat ini masih banyak hak-hak pekerja perawatan yang masih harus diperjuangkan.
Peluang kerja perawatan di masa depan
Melansir laman gramedia.com, Menteri Perburuhan dan Sosial Arab Saudi, Ali bin Ibrahim Al Namlah, mengatakan bahwa tenaga kerja dari Indonesia (TKI) punya reputasi baik.
TKI bekerja dengan baik, sopan, dan punya akhlak yang baik sehingga diterima dengan baik oleh masyarakat Arab Saudi.
Tentunya ini jadi salah satu bukti bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam kerja perawatan sangatlah bagus dan harusnya bisa memiliki potensi terbukanya lapangan perkerjaan yang luas.
Apa yang saat ini diperjuangkan kerja perawatan?
Early Nuriana, National Project Coordinator ILO, mengatakan pada Magdalene.co soal solusi yang bsisa dilakukan agar kontribusi kerja perawatan terhadap ekonomi enggak lagi terabaikan.
Baca Juga: 5 Mindset #6eYourself yang Harus Kita Punya di Tahun Ajaran Baru Ini!
Pertama dari sisi pemerintah harus serius memprioritaskan hal ini dengan menciptakan dan menegakkan payung hukum ekonomi perawatan.
Kebijakan dan hukumnya bisa berupa alokasi anggaran, waktu, pelayanan, hingga ada perlindungan sosial bagi para pekerja perawatan.
Lalu bagi pemberi kerja juga harus menyadari nilai ekonomi dari jasa kerja perawatan dan juga pemberian hari cuti yang layak.
Misalnya enggak memberikan gaji yang enggak layak buat asisten rumah tangga hanya karena pekerja tersebut bukan lulusan sarjana atau usianya sudah enggak muda lagi.
Lanjut lagi dari sisi pekerja harus sadar dan paham akan hak-hak yang kita miliki sebagai pekerja perawatan.
"Harus berani mengritisi kebijakan-kebijakan yang enggak sesuai," jelas Early.
Itu dia sedikit penjelasan soal ekonomi perawatan dan kaitannya dengan perempuan.
Semoga bisa menjadi informasi bermanfaat bagi kita yaa, girls.
Baik untuk saat ini atau di masa yang akan datang.
Baca Juga: Biar Tetap #6eYourSelf, Ini 3 Tips Menjaga Work-Life Balance
(*)
Source | : | gramedia.com,UN Women,ilo.org,Magdalene.co,komnasperempuan.go.id |
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR