Kita masih menunggu orang lain memberi tahu kita apa yang harus dilakukan.
Semakin lama kita menunggu, semakin dalam stresnya.
Beginilah cara kita menyia-nyiakan banyak energi emosional dengan bergantung pada masa lalu dan berharap seorang pahlawan membawa kita ke masa depan dengan jubah merahnya.
3. Mengabaikan apa yang kita ketahui
Seringkali terasa lebih baik jika kita enggak mengetahui sesuatu.
Ketidaktahuan adalah kebahagiaan, hingga menjadi stres.
Ketika kita mengetahuinya, mengenalinya, namun mengabaikannya, seringkali terdapat konsekuensi yang besar banget.
Ketika kita memilih untuk 'pura-pura enggak melihat' bisa menjadi bumerang dan menciptakan stres sepuluh kali lipat jika enggak bisa lagi disembunyikan.
Baca Juga: Perbedaan Jerawat Stres dan Jerawat yang Umum. Gimana Mengatasinya?
4. Terburu-buru dalam mengambil keputusan
Terburu-buru menyelesaikan situasi dengan bersikap terburu nafsu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya sering kali membuat kita merasa nyaman sejenak.
Hal ini mengarah pada "sindrom seandainya" dan banyak penyesalan yang menjadikan stres sebagai 'teman' kita secara terus-menerus.
Source | : | YourTango |
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR