Sekarang ini, untuk alasan kesehatan, yang namanya check up sering dilakukan. Enggak peduli umur. Mau tua atau muda, semua sibuk ke lab. Check up fisik dan fungsi organ.
Dari kebiasaan check up ini, banyak sekali manfaat yang didapat. Kita jadi lebih tahu bagaimana keadaan kesehatan kita. Kita bisa mengubah gaya hidup, agar kesehatan fisik kita terjaga.
(Baca juga: Beberapa Artis yang Mengidap Gangguan Bipolar)
Kesehatan jiwa
Tapi, apakah itu cukup? Ternyata enggak, tuh. Karena dalam hidup ini, enggak semuanya tergantung masalah fisik. Selain urusan fisik, masih ada juga urusan mental, atau dalam istilah kesehatan, disebut urusan kejiwaan. Selain memiliki fisik yang kuat, kita perlu juga punya jiwa yang sehat.
Hal inilah yang sering sekali dilupakan orang-orang. Maklum, kebanyakan berpendapat kalau yang namanya jiwa atau mental, bakal sehat-sehat terus dan jarang terganggu. Padahal, kenyataannya, yang namanya jiwa itu yang paling sering terganggu.
Ambil contoh. Saat diputusin pacar. Kita bisa merasa sedih dan galau. Rasanya, enggak enak mau ngapa-ngapain. Padahal, enggak ada rasa sakit fisik yang dirasakan.
Nah, inilah yang masuk kategori sakit mental. "Jiwa" kita jadi terganggu, dan kadang-kadang bisa terbawa hingga masalah fisik. Males makan bikin lambung sakit, dan kerja hormon jadi enggak maksimal karena otak mendapatkan tekanan.
So, penyakit mental atau jiwa, enggak selamanya identik dengan gila dan sejenisnya. Sakit mental ringan bahkan tanpa disadari, sudah jadi santapan kita sehari-hari.
(Baca juga: 6 Fakta Tentang Depresi Akibat Social Media)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR