Enggak cuma punya cerita cinta romantis yang bikin gemes, film Negeti Van Oranje (2015) yang diadaptasi dari buku dengan judul yang sama ini, juga punya kisah persahabatan yang super seru. Ini dia 5 pelajaran tentang persahabatn dri film Negeri Van Oranje (2015)
Mendapatkan sahabat bisa di mana saja
Cerita persahabatan Lintang (Tatjana Saphira), Daus (Ge Pamungkas), Banjar (Arifin Putra), Wicak (abimana Aryasatya) dan Geri (Chicco Jerikho)berawal ketika kelimanya bertemu secara tidak di sengajadi di stasiun kereta api Amersfoort, Utrecht. Sebagai sesama orang Indonesia, para cowok mulai saling bekenalan karena berbagi rokok, sedangkan Lintang diajak gabung oleh mereka karena dia orang Indonesia, sendirian dan saat itu mereka lagi sama-sama harus menghabiskan waktu menunggu kereta yang tertunda karena badai. Jadi kalau lagi nunggu kayak gini, apalagi di negara orang atau di tempat baru, enggak ada salahnya menjalin pertemanan dengan orang di sana, asalkan memang terlihat baik. Siapa tahu bisa jadi sahabat sejati kayak pertemanan geng mereka yang selanjutnya dinamai Agaban.
Baca juga: Tatjana Saphira: Merasa Bahagia Karena Suka Olahraga
Selalu sempatkan kumpul bareng
Meski kelimanya kuliah di kota yang berbeda di Belanda, yaitu Lintang di Leiden, Banjar di Rotterdam, Daus di Utrecht, Wicak di Wageningen dan Geri di Den Haag, mereka selalu menyempatkan diri untuk kumpul. Baik cuma kumpul via Skype untuk berbagi cerita atau pun sengaja kumpul bareng di suatu tempat, seperti piknik ke taman bunag Tulip. Mulai dari piknik atau hangout bareng ke ruma salah satu dari mereka. Makanya persahabatan mereka tetap terjalin erat meski tinggal di kota yang berbeda dengan kesibukan yang berbeda juga.
Ada saat si sahabat melewati masa sulit
Saat Lintang melewati masa sulit dan down banget karena putus dari pacarnya, Geri langsung mendatangi rumah Lintang untuk mencari tahu keadaanya karena merasa khawatir, Lintang sulit dihubungi. Begitu sampai di sana, tanpa banyak bicara dan bertanya Geri mencoba menghibur Lintang dan memberikan dukungan bagi Lintang yang akhirnya menangis dipelukan Geri. Kadang saat sahabat kita lagi susah, yang mereka butuhkan itu bukan lah pertanyaan bertubi-tubi dari kita atau solusi, mereka cuma butuh keberadaan kita untuk bikin mereka merasa lebih tenang dan nyaman. Daan, waktu Lintang cerita sama anggota Agaban lain kalau dia putus, semuanya langsng kasih dukungan moral buat Lintang denga ngasih group hug.
Baca juga: 8 Cerita Seputar Keseruan di Lokasi Syuting Film Negeri Van Oranje
Membantu tanpa pamrih
Saat kita punya kelebihan, jangan ragu untuk membaginya pada sahabat kita, tentunya tanpa pamrih ya, girls. Contohnya, Geri yang berlebihan secara materi, enggak pernah ragu buat mentraktir sahabat-sahabatnya. Atau Lintang yang sengaja datang ke Wegenigen pagi-pagi buat menemani Wicak yang saat itu harus menjemput mahasiswa baru adik kelasnya di bandara dan jadi pemandunya seharian. Dan ada juga Daus yang super pintar dan memanfaatkan kelebihannya itu untuk membantu mengajari Lintang dalam bidang akademik biar kuliahnya Lintang makin lancar. The point is, sharing is caring, girls!
Menerima sahabat kita apa adanya
Anak-anak geng Agaban ini berasal dari latar belakang ekonomi, sosial budaya dan agama yang bereda. Daus yang merupakan seorang PNS, Banjar yang harus bertahan hidup di Belanda dengan kerja sambilan di salah satu restoran Indonesia di sana, Wicak yang merupakan seorang aktivis lingkungan dan selalu hidup sederhana, atau pun Lintang dan Geri yang hidup serba bekercukupan. Tapi hal itu enggak pernah jadi masalah bagi mereka. Yang pasti mereka adalah lima anak Indonesia yang berjuang kuliah di negeri orang dan mereka saling menghargai juga membutuhkan satu sama lain. Contoh jelasnya adalah saat mereka menerima kondisi Geri yang merupakan homoseksual. Mereka enggak langsung menghakimi atau menjauhi Geri. Mereka memberi Geri kesempatan untuk menjelaskan dan akhirnya bisa menerima Geri apa adanya.
Baca juga: Pengen Kuliah di Luar Negeri? Ini 10 Kota Paling Ramah Pelajar Tahun 2016
(foto: dok. Falcon Pictures)
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR